"Kenapa saya masuk KPK? Karena untuk merubah sesuatu ketika tidak bisa dengan tangan, harus dengan kepemimpinan," kata Bibit dalam diskusi bertajuk KPK vs Polri di Warung Daun, Jl Cikini Raya, Jakarta Pusat, Sabtu (24/1/2015).
Bibit mengaku dirinya kalah saing di kepolisian. Menurutnya, untuk menjadi petinggi polisi harus memiliki modal banyak.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Oleh karena itu ia mengimbau para juniornya yang masih aktif di kepolisian agar berhenti melakukan korupsi dan kolusi. Untuk mengubah institusi Polri, kata Bibit, harus dimulai dari pimpinannya.
"Kalau belum bersih. Ya berhentilah main korupsi, main kolusi. Saya 30 tahun di kepolisian, jadi tahu betul," urainya.
Sementara itu dalam kesempatan yang sama, Kadiv Humas Polri Irjen Ronny F Sompie di menyanggah ucapan Bibit tersebut. Menurutnya kini Polri sudah jauh lebih baik.
"Polri ini sudah berubah, Pak Bibit. Banyak perubahannya. Tahun 2014 menurut Kemen PAN-RB, Polri masuk urutan ke 25 dari 98. Artinya kan posisi urutan reformasi birokrasinya sudah jauh meningkat," urai Ronny.
Ia melanjutkan, dari hasil audit yang dilakukan oleh Kemenkeu, laporan keuangan Polri meraih predikat wajar tanpa pengecualian. Prestasi-prestasi tersebut menurutnya selama ini tak banyak diperhatikan oleh pihak lain.
"Coba kita berikanlah apresiasi. Kalau kita cari kesalahan, pahlawan sekalipu tak akan jadi pahlawan," tandasnya.
(kff/gah)