AS Klaim Serangan Udaranya Tewaskan Ribuan Anggota ISIS

AS Klaim Serangan Udaranya Tewaskan Ribuan Anggota ISIS

- detikNews
Jumat, 23 Jan 2015 17:14 WIB
Ilustrasi
Washington - Amerika Serikat mengklaim militernya telah menewaskan ribuan militan dalam serangan udara terhadap ISIS di Irak maupun Suriah. Salah satu pejabat menyebut sekitar 6 ribu militan yang tewas dalam serangan AS.

Angka 6 ribu militan tersebut disampaikan oleh Duta Besar AS untuk Irak, Stuart Jones dalam wawancara dengan televisi Al-Arabia yang ditayangkan pada Kamis (22/1) dan dilansir AFP, Jumat (23/1/2015).

Menanggapi hal tersebut, pemimpin Pentagon Chuck Hagel menekan untuk tidak memfokuskan pada jumlah militan yang tewas guna mengukur kemajuan dalam serangan terhadap ISIS. Pihak Pentagon enggan untuk membenarkan jumlah 6 ribu militan tewas seperti yang disebutkan oleh Jones.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Belum ada konfirmasi pasti atas jumlah korban tewas akibat serangan udara AS terhadap ISIS, termasuk berapa jumlah warga sipil yang ikut tewas dalam serangan tersebut. Namun jika jumlah tersebut akurat, maka ini menunjukkan bahwa operasi yang dilakukan koalisi AS berhasil memberikan dampak yang besar bagi ISIS sejak dimulai pada 8 Agustus 2014 di Irak dan 23 September 2014 di Suriah.

Dalam konferensi pers, Hagel menyatakan dirinya tidak bisa mengkonfirmasi angka 6 ribu militan tewas tersebut. Dia hanya menyebut 'ribuan' anggota ISIS tewas dalam serangan udara AS dan koalisinya.

"Yang kami tahu, ribuan pejuang ISIL (nama lain ISIS) telah tewas dan kami tahu bahwa beberapa pemimpin ISIL telah tewas juga," ucapnya.

Namun demikian, Hagel menyatakan jumlah anggota ISIS yang tewas bukanlah tolok ukur untuk menaksir dampak serangan udara AS dan koalisi.

"Saya berada di dalam perang di mana ada banyak korban tewas, setiap harinya. Dan kami kalah dalam perang tersebut," ujarnya merujuk pada dirinya sendiri, yang seorang veteran perang Vietnam, yang hingga sekarang masih memiliki pecahan peluru di dalam dadanya pada bekas luka zaman perang.

Indikasi lainnya yang menunjukkan ISIS berada di bawah tekanan, menurut Hagel, bisa dilihat dari tanda-tanda ketika ISIS mulai kesulitan merekrut anggota baru, atau menjaga alur suplai tetap terbuka dan menjaga komunikasi di medan pertempuran.

"Ini adalah metrik yang Anda perhatikan untuk mengukur seberapa jauh perkembangan yang terjadi dalam perang," tandasnya.


(nvc/ita)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads