Panas Dingin Hubungan Luhut dan Ical

Panas Dingin Hubungan Luhut dan Ical

- detikNews
Rabu, 21 Jan 2015 15:24 WIB
Jakarta - Ketum Golkar hasil Munas Bali Aburizal Bakrie (Ical) hari ini menemui Kepala Staf Kepresidenan Luhut Pandjaitan di Istana. Pertemuan kedua tokoh Golkar ini mengingatkan hubungan keduanya yang sempat panas dingin di Pilpres 2014 lalu.

Di Pilpres 2014, Luhut dan Ical berbeda pandangan di Pilpres 2014 lalu. Tak lama setelah Golkar memutuskan mendukung Prabowo-Hatta, Luhut langsung menyatakan dukungannya untuk Jokowi-JK. Padahal, saat itu Luhut masih berkantor di lantai 17 Wisma Bakrie, gedung milik Ical. Luhut juga saat itu masih menduduki jabatan Wakil Ketua Dewan Pertimbangan Golkar.

Lulusan terbaik Akmil angkatan 1970 itu pamit ke Ical dengan mengirim sepucuk surat. Di surat itu dia menyatakan bahwa Jokowi adalah capres terbaik, dan berharap hubungannya dengan Ical tak memburuk.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Hal yang ingin saya garisbawahi disini adalah, perbedaan bukanlah untuk dipertentangkan melainkan untuk dikelola, karena itu adalah corak khas wawasan kebangsaan kita, NKRI," demikian salah satu penggalan isi surat Luhut ke Ical.

Saat itu Ical memang tak banyak bicara soal dukungan Luhut untuk Jokowi. Namun tetap saja isu berhembus hubungan Luhut dan Ical menjadi beku dengan perbedaan sikap politik itu.

Seiring berlalunya Pilpres 2014, sepertinya kebekuan hubungan keduanya sudah mencair. Ical hari ini menyambangi kantor Luhut di Bina Graha, Kompleks Istana Kepresidenan, Jl Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Rabu (21/1/2015).

Apa yang mereka bahas? Ical mengaku hanya soal pembangunan dan ekonomi.

"Kalau baik kita dukung, kalau menurut kami kurang baik kita bicarakan. Usulan tadi sama pentingnya dengan pertumbuhan itu suatu usulan yang melihat tambahan dana pembangunan Rp 290 triliun untuk APBNP itu it's a lot of money. Harus diutamakan pula pemerataannya," kata Ical soal isi pertemuan.

(trq/van)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads