"(teror) yang langsung ke tubuh dengan menggunakan senjata api ini merupakan cara baru. Biasanya dengan menggunakan senjata tajam," ujar Mahmudi Ibnu Khatib, aktivis yang tergabung dalam Poros Pemuda Jawa Timur kepada detikcom, Rabu (21/1/2015).
Ia menerangkan, sebelumnya aktivis yang bersebarangan dengan kepemimpinan penguasa di Bangkalan, akan diteror dengan melukai korbannya dengan menggunakan senjata tajam.
"Saya ini pernah dilukai dengan menggunakan senjata tajam," katanya sambil menunjukkan luka bacok di tangan kiri.
Selama kurun waktu 2010 hingga 2013, terjadi 3 kali pembacokan yang menimpa aktivis yang bersebarangan dengan kepemimpinan Fuad Amin, Bupati Bangkalan saat itu.
Pada Jumat (8/3/2013), Mahmudi dibacok orang tak dikenal saat mengendarai sepeda motor di Bangkalan. Waktu itu, Mahmudi dikenal sebagai pendukung setia dan menjadi orator pendemo dari pendukung calon Bupati Bangkalan KH Imam Bukhori
Sepekan sebelum pembacokan yang dialami Mahmudi, Muzakki Sekretaris DPC PKNU Bangkalan dan juga pendukung setia cabup KH Imam Bukhori yang juga berseberangan dengan Fuad Amin dibacok orang tak dikenal pada saat mengendarai sepeda motor ketika perjalanan pulang ke rumahnya, pada Jumat (1/3/2013) malam. Muzakki mengalami luka bacok di lengan tangan kanannya.
Tiga tahun sebelumnya, Fahrillah yang waktu itu sebagai aktivis Aliansi LSM-Mahasiswa Peduli Perubahan Kabupaten Bangkalan dan juga berseberangan dengan kepemimpinan Fuad Amin, dibacok orang tidak dikenal di Jalan Raya Bangkalan-Kamal pada Sabtu (6/11/2010) malam. Fahrillah mengalami luka bacok di lengan kanannya.
"Semua yang mengalami luka bacok saat mengendarai sepeda motor. Kalau Kak Mathur ditembak menggunakan senjata api setelah turun dari mobilnya," jelasnya.
Teror yang dialami aktivis peduli terhadap perubahan yang lebih baik di Kabupaten Bangkalan sudah biasa diterima. Ancaman yang diterimanya tidak melalui pesan singkat (SMS) atau telepon, tapi juga melalui kabar yang menyebar di kalangan sesama aktivis.
"Teror itu sudah biasa bagi kami. Terornya tidak melalui SMS atau telepon. Tapi kami mendapatkan informasi yang tersebar dari mulut ke mulut," tambah Fahrillah Wakil Ketua Madura Corruption Watch (MCW).
Meski ancaman tersebut tidak melalui pesan singkat yang diterimanya melalui SMS, mereka mempercayai bahwa informasi tersebut akurat.
"Informasi yang kita terima itu A1 (akurat). Dan teman-teman selalu mengingatkan untuk tetap berhati-hati," tandasnya.
Mathur Husyairi (47) yang juga Sekjen Madura Corruption Watch (MCW) ditembak orang tak dikenal di depan rumahnya, Selasa (20/1/2014) dini hari. Akibat tembakan itu, Direktur LSM CIDe (Crisis Islam of Democration) mengalami luka cukup parah di perut.
(bdh/bdh)