Di balik perannya dalam misi SAR ini, Adams ternyata menjadi idola bagi warga Pangkalan Bun dan pihak yang terlibat dalam operasi kemanusiaan tersebut. Selama Amerika memberikan dukungan pencarian Pesawat AirAsia dan korban, Adams lebih banyak berada di posko gabungan di Lanud Iskandar, Pangkalan Bun, Kotawaringin Barat, Kalteng.
Selama berada di Posko utama itu, sosok Adams yang humanis cukup dikenal di kalangan relawan dan warga setempat yang sesekali datang. Bule kelahiran 21 Desember 1976 itu pun cukup akrab dengan kalangan media yang meliput operasi SAR AirAsia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya juga pernah tugas di Hawai, California, Jepang, dan sekarang berdinas di Singapura. Saya pernah berlayar dari California ke Samudera Pasific," cerita Adams kepada detikcom di Posko Pangkalan Bun, beberapa waktu lalu.
Sosok Adams yang tinggi besar sangat menarik karena fasih berbahasa Indonesia. Dengan seragam US Navy, Adams terlihat mencolok saat berlalu lalang di sekitar posko. Terlepas dari itu semua, Adams sangat ramah dan tak segan berbaur dengan para relawan dan media selama berada di Pangkalan Bun.
"Saya ikut pendidikan Bahasa di Defence Languange Institue sekitar 1 atau 2 tahun lalu. Selama 8 bulan, saya kursus 5 hari dalam seminggu. Sehari 8 jam pelajaran," aku Adams.
Ia mengikuti pendidikan Bahasa Indonesia sebagai salah satu modal kerjanya. Hasilnya pun berbuah manis, komunikasi antara Basarnas dengan US Navy berjalan lancar dengan keberadaan Adams.
Di luar penugasannya kali ini, Adams mengaku menikmati berada di Pangkalan Bun. Ia juga menyukai keramahan warga Indonesia, khususnya warga setempat. Adams pun terkesan dengan kondisi di posko utama, di mana warga bersama seluruh elemen ikut terlibat membantu misi SAR AirAsia dengan caranya masing-masing.
"Situasi ini adalah gambaran yang sempurna tentang gotong royong karena setiap orang datang ke sini dan membantu untuk kemanusian. Ibu-ibu memasak makanan, bapak-bapak membawa air, kopi, dan simpati di sini. Banyak perusahaan membantu, ada yang membawa buah-buahan, sayur-sayuran," Adams berkomentar mengenai kesannya saat berada di posko gabungan.
Kesantunannya pun membuat warga tidak merasa takut maupun segan kepada Adams. Banyak orang, baik itu anggota Basarnas, wartawan, personel TNI/Polri, hingga warga yang meminta foto bersama dirinya.
Bukan hanya di posko saja, saat berada di Pelabuhan Panglima Utar Kumai yang jaraknya sekitar 30 menit dari Lanud Iskandar, Adams banyak dimintai foto bersama oleh warga. Adams pun meladeni tanpa mengeluh.
"Pengen foto bareng sama tentara Amerika. Orangnya baik, ganteng. Saya sekalian mau bisa belajar Bahasa Inggris, eh tahunya dia pintar ngomong pakai Bahasa Indonesia," ujar Nova Liani, salah satu warga Pangkalan Bun yang meminta foto bersama dengan Adams di Pelabuhan Kumai, Minggu (11/1) yang lalu.
Saat ini Adams sudah kembali ke Singapura, tempat ia berdinas. Meski begitu, ia mengaku tak akan melupakan Pangkalan Bun.
"Saya suka kota Pangkalan Bun, sangat suka, setiap orang di sini sangat ramah sekali dan pemandangannya hijau, alami, sepi, saya suka," tutup Adams.
(a2s/gah)