TKW yang koma lantaran penganiayaan majikannya tersebut sebelum meninggal sempat muntah-muntah. Padahal sebelumnya kondisi wanita yang biasa di panggil Uul ini normal.
"Kita sudah melakukan perawatan dan pertolongan lebih kepada Sihatul. Namun Tuhan berkehendak lain. Dia meninggal sekitar pukul 04.30 WIB," kata Direktur RSUD Blambangan Banyuwangi, dr Taufik Hidayat, kepada detikcom, Kamis (15/1/2015).
Sihatul, kata dia, sudah dibawa keluarganya pulang sekitar pukul 08.15 WIB. Pelepasan jenazah juga dihadiri Kepala Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Dinsosnakertrans) Alam Suderajat dan Kepala Dinas Kesehatan dr Widjilestariono.
Menurut dr Taufik, keluarga Sihatul sudah pernah mengajukan permintaan agar perawatan Sihatul dipindah di rumah. Permintaan ini sudah dilakukan sebanyak 3 kali. Namun lantaran kekhawatiran pihak rumah sakit lantaran tidak tersedianya alat bantu, hal tersebut belum bisa dikabulkan.
"Permintaan itu disertai dengan surat dari kelurahan dan kecamatan. Tapi kita belum bisa mengabulkan karena khawatir," tambahnya.
Sihatul berangkat ke Taiwan dan bekerja di peternakan sapi perah di Tainan City. Uul harus bekerja mengurus 300-an lebih sapi perah mulai pukul 03.00 hingga pukul 22.00 waktu setempat. Bahkan untuk tidurpun Uul harus bersama sapi di kandang.
Sihatul sempat dirawat di Chi Mei Medical Centre di Lioying, Taiwan dan kemudian dipindahkan ke Panti Jompo Min An Road di Tainan.
Berbagai siksaan dialami oleh Sihatul. Terakhir, Uul dihantam di bagian tengkuk hingga tak sadarkan diri dan koma. Dari pemeriksaan kesehatan, ditemukan luka benturan benda tumpul di bagian kepalanya.
(fat/fat)