"Kami ke sini untuk mensupport mereka (DVI Indonesia)," kata koordinator DVI Internasional, Simon Djidrovski, kepada wartawan di depan posko Crisis Center di Mapolda Jatim, Jalan A Yani, Surabaya, Rabu (14/1/2015).
Di hari ke 18 ini, masih ada sisa 12 jenazah yang belum teridentifikasi dari 48 jenazah AirAsia yang diterima DVI di Rumah Sakit Bhayangkara, Polda Jatim, Jalan A Yani, Surabaya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kemudian rombongan Interpol yang didampingi Kabid Dokkes Kombes Pol Budiyono menuju ke ruang pengumpulan data antem mortem di ruang tunggu keluarga penumpang AirAsia QZ8501 di gedung Mahameru, kompleks Mapolda Jatim.
Setelah meninjau di gedung Mahameru, rombongan langsung menuju ke ruang identifikasi post mortem di RS Bhayangkara Polda Jatim.
"Kami ingin mengetahui, apakah DVI Indonesia (menangani identifikasi korban AirAsia) sudah menerapkan standar internasional atau belum," tuturnya.
Simon mengatakan, mengidentifikasi jenazah bukan pekerjaan yang mudah. Katanya, perlu kehati-hatian dan seakurat mungkin untuk mengidentifikasi jenazah.
Namun, dirinya yakin kinerja DVI Indonesia dan dibantu tim DVI dari negara lain dalam penanganan korban AirAsia ini sudah menerapkan standar internasional.
"DVI itu pekerjaan yang sulit. Saya yakin DVI sudah menerapkan standar internasional," tandasnya.
(roi/try)