Kepala Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Kabupaten Mojokerto, Zainal Abidin menjelaskan, ruas jalan baru ini dibangun sepanjang 4,6 Km. Jalan selebar 7 meter ini menghubungkan wisata pemandian air panas Padusan dengan Desa Claket, Kecamatan Pacet.
Menurutnya, pekerjaan peningkatan jalan ini digarap oleh PT Gorip Nanda Guna sebagai pemenang tender. Tak tanggung-tanggung, Pemkab Mojokerto mengalokasikan dana Rp 14,134 miliar yang bersumber dari APBD tahun 2014.
"Peningkatan jalan ini menghabiskan dana Rp 14,134 miliar, dan untuk penerangannya jalan umum (PJU) menghabiskan dana Rp 1 miliar. Ada sekitar 100 titik PJU yang sudah terpasang," kata Zainal saat dikonfirmasi detikcom di kantornya, Jumat (9/1/2015).
Zainal menuturkan, Jalan Mustofa Kamal Pasa (MKP) ini mulai digarap April 2014 lalu. Tahap pengecoran telah rampung akhir Desember lalu. Sayangnya, fasilitas keamanan jalan berupa rambu-rambu peringatan dan pembatas jalan belum terpasang.
"Tahun 2015 akan dibangun fasilitas penunjang jalan berupa trotoar dengan anggaran Rp 3,484 miliar. Nantinya trotoar bisa untuk pejalan kaki, lebar setiap sisi 1,5 meter, termasuk saluran airnya," tuturnya.
Ruas jalan yang menghubungkan wisata pemandian air panas Padusan dengan Desa Claket ini secara keseluruhan dibangun dengan konstruksi beton. "Karena lebih murah hingga 10 persen dibandingkan menggunakan aspal, kemudian umurnya lebih panjang, dan juga konstruksi beton menggunakan produk dalam negeri," pungkasnya.
Nama Bupati Mojokerto, Mustofa Kamal Pasa diabadikan menjadi nama jalan yang menghubungkan wisata air panas Padusan dengan Desa Claket. Jalan MKP ini dibangun untuk mengatasi kemacetan pada pintu masuk wisata air panas Padusan. Pasalnya, pada momen liburan, kemacetan kendaraan mencapai 5 Km.
Ruas Jalan sepanjang 4,6 Km ini dibangun berliku dan naik turun di lereng Gunung Welirang. Jika ditempuh dari wisata pemandian air panas Padusan, sepanjang sisi kiri jalan berupa jurang, sedangkan sisi kanan jalan berupa tebing yang di atasnya ditumbuhi hutan pinus. Jalan berkonstruksi beton selebar 7 meter ini dibangun di atas lahan perhutani.
Sayangnya, pembangunan belum sepenuhnya rampung. Pada sisi yang berbatasan dengan jurang, belum terpasang rambu-rambu peringatan maupun pembatas jalan. Selain itu, sejumlah jembatan di jalan ini juga belum dilakukan pelebaran.
(fat/fat)