4 Fakta Tentang Penemuan Ekor Pesawat AirAsia QZ8501

4 Fakta Tentang Penemuan Ekor Pesawat AirAsia QZ8501

- detikNews
Jumat, 09 Jan 2015 11:35 WIB
4 Fakta Tentang Penemuan Ekor Pesawat AirAsia QZ8501
Jakarta - Tim SAR berhasil menemukan bagian ekor pesawat AirAsia QZ8501. Ekor itu merupakan bagian penting yang paling dicari, karena di sanalah black box tersimpan. Ekor itu ditemukan di hari ke-11 operasi SAR yang tak kenal lelah.

Setelah titik ekor pesawat ditemukan, Tim SAR masih harus memastikan ada tidaknya kotak hitam itu dengan mengirim sejumlah penyelam ke kedalaman 34 meter di dasar laut. Nantinya bagian ekor yang berat itu diangkat dengan alat khusus.

Berikut beberapa fakta tentang penemuan bagian ekor QZ8501:

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


1. Ditemukan Setelah 4 Kali Penyelaman

Foto: Istimewa/TNI AL.
Dengan kegigihan dari tim evakuasi termasuk tim penyelam, ekor AirAsia QZ8501 ditemukan di perairan Laut Jawa dengan koordinat 03 36 31 S - 109 41 66 T. Titik lokasi bagian ekor awalnya ditemukan oleh kapal GeoSurvey pukul 05.00 pagi, Rabu (7/1/2015) di hari ke-11 pencarian. Dimensinya panjang 10 meter lebar 5 meter dan tinggi 3 meter.

Kapal GeoSurvey lalu melaporkan temuan itu dan Basarnas menindaklanjuti dengan mengirim tim penyelam. Tim penyelam masuk ke kedalaman sebanyak 4 kali. Pada awalnya, penyelam hanya menemukan bangkai kapal dan logam yang ditumbuhi tiram. Dalam penyelaman berikutnya, dua penyelam menemukan bagian pesawat yang 99% dipastikan merupakan ekor AirAsia QZ8501.

Komandan SAR Laut Laksma TNI Abdul Rasyid K menceritakan, pada pukul 10.20 tim penyelam standby di permukaan di titik yang sudah ditentukan. Kemudian pukul 10.30, dua penyelam yakni Serma Marinir Boflen Sirait dan Serka Marinir Oo Sudarna, masuk ke kedalaman 30 meter.

Selama 17 menit penyelaman, bagian ekor pesawat akhirnya ditemukan tim penyelam. Pukul 10.47 tim penyelam kembali ke permukaan.

"Waktu menyelam cuma 17 menit. Saking semangatnya, dari dua tabung satu tabung habis, tapi sesuai prosedur," kata Laksma TNI Abdul Rasyid di KRI Banda Aceh, Rabu (7/1/2015).

1. Ditemukan Setelah 4 Kali Penyelaman

Foto: Istimewa/TNI AL.
Dengan kegigihan dari tim evakuasi termasuk tim penyelam, ekor AirAsia QZ8501 ditemukan di perairan Laut Jawa dengan koordinat 03 36 31 S - 109 41 66 T. Titik lokasi bagian ekor awalnya ditemukan oleh kapal GeoSurvey pukul 05.00 pagi, Rabu (7/1/2015) di hari ke-11 pencarian. Dimensinya panjang 10 meter lebar 5 meter dan tinggi 3 meter.

Kapal GeoSurvey lalu melaporkan temuan itu dan Basarnas menindaklanjuti dengan mengirim tim penyelam. Tim penyelam masuk ke kedalaman sebanyak 4 kali. Pada awalnya, penyelam hanya menemukan bangkai kapal dan logam yang ditumbuhi tiram. Dalam penyelaman berikutnya, dua penyelam menemukan bagian pesawat yang 99% dipastikan merupakan ekor AirAsia QZ8501.

Komandan SAR Laut Laksma TNI Abdul Rasyid K menceritakan, pada pukul 10.20 tim penyelam standby di permukaan di titik yang sudah ditentukan. Kemudian pukul 10.30, dua penyelam yakni Serma Marinir Boflen Sirait dan Serka Marinir Oo Sudarna, masuk ke kedalaman 30 meter.

Selama 17 menit penyelaman, bagian ekor pesawat akhirnya ditemukan tim penyelam. Pukul 10.47 tim penyelam kembali ke permukaan.

"Waktu menyelam cuma 17 menit. Saking semangatnya, dari dua tabung satu tabung habis, tapi sesuai prosedur," kata Laksma TNI Abdul Rasyid di KRI Banda Aceh, Rabu (7/1/2015).

2. Ekor Terbalik dan Terendam Lumpur

Foto: Istimewa/TNI AL.
Ekor pesawat AirAsia QZ8501 ditemukan di kedalaman 34 meter di dasar laut. Ekor pesawat nahas itu ditemukan dalam kondisi terbalik dan terbenam di dalam lumpur.

"Bagian ekor ini pada kondisi terbalik, tertanam di lumpur," kata Deputi Operasi Basarnas Marsekal Pertama SB Supriyadi di Lanud Iskandar, Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah, Rabu (7/1/2015).

Dari temuan itu, Supriyadi menduga pesawat jatuh dalam kondisi terbalik. "Jatuh dalam kondisi terbalik, inverted," ujarnya sambil membuat gerakan telapak tangan menghadap ke atas.

Supriyadi mengatakan sebagian ekor terendam dalam lumpur, kemungkinan begitu juga dengan black box yang ada di bagian ekor. Basarnas akan mencari cara untuk mengangkat black box dengan kondisi ekor yang terbalik.

"Posisi black box sendiri harus diangkut untuk menyiasati dalam keadaan terbalik," ujarnya.

2. Ekor Terbalik dan Terendam Lumpur

Foto: Istimewa/TNI AL.
Ekor pesawat AirAsia QZ8501 ditemukan di kedalaman 34 meter di dasar laut. Ekor pesawat nahas itu ditemukan dalam kondisi terbalik dan terbenam di dalam lumpur.

"Bagian ekor ini pada kondisi terbalik, tertanam di lumpur," kata Deputi Operasi Basarnas Marsekal Pertama SB Supriyadi di Lanud Iskandar, Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah, Rabu (7/1/2015).

Dari temuan itu, Supriyadi menduga pesawat jatuh dalam kondisi terbalik. "Jatuh dalam kondisi terbalik, inverted," ujarnya sambil membuat gerakan telapak tangan menghadap ke atas.

Supriyadi mengatakan sebagian ekor terendam dalam lumpur, kemungkinan begitu juga dengan black box yang ada di bagian ekor. Basarnas akan mencari cara untuk mengangkat black box dengan kondisi ekor yang terbalik.

"Posisi black box sendiri harus diangkut untuk menyiasati dalam keadaan terbalik," ujarnya.

3. Diangkat Pakai Alat Canggih

TNI AL datangkan lifting bag (Bagus/detikFoto)
TNI Angkatan Laut (AL) mendatangkan lifting bag guna mengangkat ekor pesawat AirAsia QZ8501 yang telah ditemukan. Alat tersebut mampu mengangkat objek seberat 110 ton dari dasar laut.

"Kami bawa lifting bag kapasitas total 110 ton. Masing-masing adalah lifting bag kapasitas 35 ton sebanyak 2 buah, kapasitas 10 ton sebanyak 3, dan kapasitas 5 ton sebanyak 2," ujar Kepala Tim Penyelam Kapten Saiful Apriyanto di Bandara Iskandar, Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah, Kamis (8/1/2015)300 M dari Ekor .

Alat-alat tersebut diterbangkan dari Bandara Juanda, Surabaya, Jawa Timur dengan pesawat Uniform 617 milik TNI AL. Setelah itu diterbangkan ke titik ditemukannya ekor AirAsia QZ8501 atau ke KRI Banda Aceh.

"Alat ini pernah digunakan untuk mengangkat tank yang tenggelam seberat 15 ton, lalu kapal laut tenggelam. Kalau menggunakan alat ini, risikonya tidak ada," imbuh Saiful.

Dia menambahkan bahwa nantinya crane juga tetap digunakan di lokasi. Crane akan dipakai untuk menarik objek bila sudah naik ke permukaan air.

"Nantinya kita ikatkan ke kapal agar tidak terbawa arus. Kendala kami tetap sama nantinya, yaitu faktor cuaca," ucap Saiful.

Tim penyelam masih berusaha mengangkat ekor dengan cara mengikat tali dan membawa floating bag atau balon besar. Rencananya, ekor diangkat dari dasar laut, lalu dibersihkan dari lumpur di bawah permukaan laut. Selain black box, penyelam juga memprioritaskan untuk memastikan ada tidaknya jenazah di bagian ekor pesawat tersebut.

3. Diangkat Pakai Alat Canggih

TNI AL datangkan lifting bag (Bagus/detikFoto)
TNI Angkatan Laut (AL) mendatangkan lifting bag guna mengangkat ekor pesawat AirAsia QZ8501 yang telah ditemukan. Alat tersebut mampu mengangkat objek seberat 110 ton dari dasar laut.

"Kami bawa lifting bag kapasitas total 110 ton. Masing-masing adalah lifting bag kapasitas 35 ton sebanyak 2 buah, kapasitas 10 ton sebanyak 3, dan kapasitas 5 ton sebanyak 2," ujar Kepala Tim Penyelam Kapten Saiful Apriyanto di Bandara Iskandar, Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah, Kamis (8/1/2015)300 M dari Ekor .

Alat-alat tersebut diterbangkan dari Bandara Juanda, Surabaya, Jawa Timur dengan pesawat Uniform 617 milik TNI AL. Setelah itu diterbangkan ke titik ditemukannya ekor AirAsia QZ8501 atau ke KRI Banda Aceh.

"Alat ini pernah digunakan untuk mengangkat tank yang tenggelam seberat 15 ton, lalu kapal laut tenggelam. Kalau menggunakan alat ini, risikonya tidak ada," imbuh Saiful.

Dia menambahkan bahwa nantinya crane juga tetap digunakan di lokasi. Crane akan dipakai untuk menarik objek bila sudah naik ke permukaan air.

"Nantinya kita ikatkan ke kapal agar tidak terbawa arus. Kendala kami tetap sama nantinya, yaitu faktor cuaca," ucap Saiful.

Tim penyelam masih berusaha mengangkat ekor dengan cara mengikat tali dan membawa floating bag atau balon besar. Rencananya, ekor diangkat dari dasar laut, lalu dibersihkan dari lumpur di bawah permukaan laut. Selain black box, penyelam juga memprioritaskan untuk memastikan ada tidaknya jenazah di bagian ekor pesawat tersebut.

4. Ada Sinyal Ping 300 Meter dari Ekor

Berdasarkan pengamatan visual, ekor AirAsia QZ8501 terendam lumpur di dasar laut. Black box tak terlihat di sana. Di sisi lain, ada sinyal 'ping' yang diterima kapal KN Jadayat.

"KN Jadayat menerima sinyal ping yang diperkirakan jaraknya 300 meter dari titik pertama," kata Panglima TNI Jenderal Moeldoko di KRI Banda Aceh, Jumat (9/1/2015).

Titik pertama yang dimaksud adalah lokasi ditemukannya ekor dan bagian-bagian pesawat. Untuk memastikan sinyal itu, kata Moeldoko, 7 penyelam dikerahkan.

"Sedang kita kejar dan kirim penyelam ke arah ping," tandasnya.

Moeldoko memimpin langsung pencarian black box sejak Kamis kemarin. Ia menginap di KRI Banda Aceh untuk memberi spirit kepada penyelam. Hari ini, penyelam berhasil masuk ke kedalaman laut untuk memastikan ada tidaknya black box di bagian ekor pesawat nahas tersebut.

4. Ada Sinyal Ping 300 Meter dari Ekor

Berdasarkan pengamatan visual, ekor AirAsia QZ8501 terendam lumpur di dasar laut. Black box tak terlihat di sana. Di sisi lain, ada sinyal 'ping' yang diterima kapal KN Jadayat.

"KN Jadayat menerima sinyal ping yang diperkirakan jaraknya 300 meter dari titik pertama," kata Panglima TNI Jenderal Moeldoko di KRI Banda Aceh, Jumat (9/1/2015).

Titik pertama yang dimaksud adalah lokasi ditemukannya ekor dan bagian-bagian pesawat. Untuk memastikan sinyal itu, kata Moeldoko, 7 penyelam dikerahkan.

"Sedang kita kejar dan kirim penyelam ke arah ping," tandasnya.

Moeldoko memimpin langsung pencarian black box sejak Kamis kemarin. Ia menginap di KRI Banda Aceh untuk memberi spirit kepada penyelam. Hari ini, penyelam berhasil masuk ke kedalaman laut untuk memastikan ada tidaknya black box di bagian ekor pesawat nahas tersebut.
Halaman 3 dari 10
(slm/nrl)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads