Pengamat politik dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Siti Zuhro mengatakan kalau kedua kubu masih saling bersikeras maka tahapan perundingan yang dilakukan percuma.
"Percuma kalau dua kubu kayak begitu. Itu semu, kiasan, basa basi saja. Jadi, mereka sendiri yang bikin perundingan itu seperti palsu," kata Siti kepada detikcom, Jumat (9/1/2015).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Agung Laksono pengen lima syarat diterima kubu Ical. Sebaliknya juga pengen begitu. Kayak salah satunya posisi Golkar keluar atau tetap di KMP. Kalau kayak begitu, sampai kapan pun enggak ketemu jalan keluarnya," sebutnya.
Selain itu, menurut dia, jika tidak cepat bertindak maka Golkar akan rugi ke depannya. Elektabilitas partai berpotensi semakin menurun, soliditas internal juga terancam.
"Ya begitu jadi enggak bisa terelakan lagi. Ini yang rugi Golkar sendiri secara partai dan kepercayaan publik buat mereka," katanya.
Seperti diketahui, Kamis (8/1) kemarin, dua tim juru runding kembali menggelar tahapan perundingan. Tapi, hasilnya tidak ada kesepakatan yang signifikan buat proses islah Golkar. Kedua kubu masih saling bersikeras mempertahankan keinginannya agar bisa diterima.
(hat/van)