"Yang didapati dan dilihat oleh beberapa orang supranatural, batu tersebut sering dilingkari satu ular besar sebagai penjaganya," kata Suwito (48), salah satu sesepuh Desa Krondonan, saat berbincang dengan detikcom, Jumat (9/1/2015).
Menurut pria yang biasa disapa Mbah Wito, tidak sedikit orang yang ingin mengambil atau memindahkan Batu Semar mengalami kesurupan. Salah satu kejadian terjadi pada tahun 1994. Saat itu batu ini hendak disingkirkan karena jalan di lokasi akan dibangun. Namun, sopir eskavator yang akan memindah malah kesurupan.
Ia juga mengaku terlibat dalam proses pemindahan Batu Semar untuk dibawa ke Alun-Alun Bojonegoro. Saat proses evakuasi banyak kendala yang terjadi di lapangan, Mulai dari sulitnya lokasi hingga proses pengangkutan.
Bahkan, saat itu satu orang pekerja menjadi korban terkena baja seling yang digunakan mengangkat batu. Untungnya selamat meski mengalami luka.
(bdh/fat)