Akibatnya, kemacetan tak terhindarkan di ruas-ruas jalan utama Kota Bogor. Pantauan di lokasi, Sabtu (3/1/2014) kemacetan parah terjadi di Jalan Kapten Muslihat, atau persis didepan Stasiun Kereta Api Bogor. Antrean kendaraan mengular hingga sejauh 4 kilometer. Ratusan kendaraan nyaris tidak bergerak karena bersatu dengan warga pejalan kaki dan penyeberang jalan.
Kemacetan juga terjadi di Jalan Mayor Oking, persis di depan gerbang keluar stasiun kereta api Bogor. Banyaknya angkota yang berhenti menunggu penumpang membuat kendaraan di belakangnya tidak bergerak. Ditambah lagi dengan banyaknya warga yang menggunakan jalur kendaraan untuk berjalan kaki.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara itu, koridor khusus pejalan kaki yang dibangun oleh Pemerintah Kota Bogor di samping pagar Stasiun Kereta Api Bogor, tidak mampu menampung ribuan orang yang hendak menuju Stasiun Bogor, maupun sebaliknya. Hal ini, membuat warga memilih jalur angkot untuk menyeberang dan berjalan kaki.
Ironisnya, meski Jembatan Penyeberangan orang (JPO) sudah tersedia, tetapi warga yang hendak menaik angkot menuju Ciomas dan Bubulak, memilih menyeberang melalui jalur lalulintas. Akibatnya, kemacetan panjang juga terjadi di sepanjang jalan Kapten Muslihat hingga Jalan Merdeka, Bogor.
Sementara warga yang hendak meneruskan perjalanan menuju Kebun Raya atau arah jalan Ir Juanda memilih berjalan kaki di jalur kendaraan di Jalan Kapten Muslihat. Antrian kendaraan mengular hingga sejauh 5 kilometer. Petugas yang berjaga di lokasi, juga nampak tidak bisa berbuat banyak karena kondisi lalulintas begitu macetnya.
Kemacetan di Kota Bogor, juga terjadi di sepanjang Jalan Ir Juanda. Ratusan kendaraan tersendat karena banyaknya pengunjung dadakan di pinggir pagar istana yang memanfaatkan waktu untuk memberi makan Kijang Istana Bogor.
(ndr/mad)