"Sangat gelisah. Takut juga," kata AEL, di Mapolres Pasuruan Kota, Jumat (2/1/2105).
Polisi awalnya mengaku kesulitan menguak pembunuhan sadis ini. Namun setelah mendapat identitas pria memakai jumper yang masuk ke rumah korban malam hari sebelum kejadian, semua jadi lebih mudah.
"Perkiraan polisi tidak meleset (kalau pelakunya pria memakai jumper). Kami berpikir orang yang bisa masuk tanpa merusak hanya orang yang kenal," keta Kasatreskrim Polres Pasuruan Kota, AKP Bambang Sugeng.
Menurut Bambang, titik terang pembunuhan ini didapat dari ayah pelaku. "Setelah kami dapatkan identitas pelaku dari saksi-saksi, kami datangi ayah pelaku. Dari sana kami mendapat titik terang. Ayahnya kooperatif," jelas Bambang.
Polisi kemudian datang ke rumah pelaku di Ambulu, Jember dan mengamankan pelaku. "Alibi-alibinya tak masuk akal. Kami juga temukan jumper hijau di rumahnya," jelas Bambang.
AEL merupakan remaja asli warga Jalan Airlangga, Kelurahan Wironini, Kecamatan Purworejo dan tinggal bersama ibunya di Ambulu, Jember. Malam sebelum pembunuhan, ia sengaja datang dari Jember untuk berlibur ke Pasuruan, ke rumah ayahnya.
Selain ke rumah ayahnya, pelaku juga menyambangi korban. Korban dan pelaku sempat bercengkerama karena lama tak bertemu. Mereka sempat juga mengisi waktu dengan main PS hingga larut malam. Sampai kemudian korban mengungkit utang lama pelaku yang membuatnya naik pitam dan menghabisi korban.
Sebelumnya, Axel ditemukan tewas dalam kondisi mengenaskan di ruang belakang lantai I rumah toko (ruko) yang merupakan tempat tinggalnya di Jalan Soekarno-Hatta, Kelurahan Trajeng, Kecamatan Gadingrejo, Kota Pasuruan, Kamis (25/12/2014) pukul 06.00.
Ibu korban, Natalia Evifani, mengetahui korban tewas saat hendak membangunkan agar bersiap merayakan Natal bersama keluarga di Sukun, Malang. Karena tidak mendapati anaknya di kamar ia lantas mencarinya ke lantai I dan menemukan korban sudah bersimbah darah dengan 8 luka di tubuhnya.
(bdh/bdh)