Keluarga Hj Hayati Lutfiah Hamid turut menjadi korban kecelakaan pesawat AirAsia QZ8501 yang jatuh di Laut Jawa pada Minggu (28/12/2014) lalu. Hayati berangkat ke Singapura bersama suaminya, Djoko Suseno, dan anaknya Naura Kanita Rosada yang baru duduk di kelas V sekolah dasar.
Saat ini rumah keluarga Hayati yang baru dihuni setahun lalu di Ketintang Baru Selatan V Surabaya, kosong dan terkunci rapat. Menurut Ketua RT setempat, Iswanto, keluarga tersebut sebenarnya berniat berangkat haji tahun depan.
Namun anak semata wayang yang baru kelas V SD itu ingin berlibur ke Singapura. "Rencananya Pak Djoko tahun ini naik haji bersama keluarga, tapi karena anaknya ingin liburan akhirnya niat itu diundur tahun depan. Tahun lalu istrinya sudah berangkat terlebih dulu," kata Iswanto kepada detikcom di depan rumah Hayati, Rabu (31/12/2014).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pak Djoko itu orangnya ramah banget. Tiap pagi saya selalu ketemu kalau mau berangkat kerja, beliau selalu mencuci mobil setiap pagi di depan rumahnya," kata Iswanto.
Dia mengaku shock saat mendengar keluarga Djoko dan Hayati turut menjadi korban pesawat AirAsia QZ8510. Sehari sebelumnya Iswanto mengaku bertemu Djoko di musala saat sama-sama hendak salat Magrib.
Saat itu kepada Iswanto, Djoko mengaku ingin mengajak keluarganya jalan-jalan dan menghilangkan penat. "Sabtu malam itu Pak Djoko masih salat Maghrib di musala. Masih ngobrol-ngobrol juga sama saya sekalian pamitan, sempat saya guyoni "oleh-olehnya ya, pak". Beliau cuma jawab kalau sempat, sambil tersenyum," jelas Wakil RT setempat, Saiful.
Saiful menjelaskan, Djoko adalah seorang guru SD dan mempunyai bisnis jual beli mobil. Sekeluarga tersebut bepergian mengajak ibunda Djoko Suseno, Soemamik Saeran untuk memberi kejutan.
Dari pantauan detikcom, rumah bercat putih itu terlihat tertutup rapat dan dijaga ketat satpam dan RT setempat.
(erd/nrl)