Rumah yang dihuni pedagang sayuran itu milik Nawawi (64) dan istrinya Misnati (45), serta anak dan menantunya yakni Mahmudi dan Sulastri itu diobok-obok perampok. Misnati dan menantunya yakni Sulastri menjadi korban pembacokan di bagian kepala. Saat kejadian mereka sedang tidur di depan teve ruang tengah. Sedangkan anak dan menantunya berada di dalam kamar.
"Pada saat itulah, tiba-tiba rumah saya disatroni tiga perampok dengan membawa sajam jenis celurit," kata Mahmudi kepada wartawan di rumahnya, Rabu (31/12/2014).
Tiga perampok itu langsung mengancam dan meminta perhiasannya. Dari tiga perampok, dua orang diketahui memakai cadar dan satu orang tanpa memakai cadar. Ketiganya langsung mengikat Nawawi di ruang tengah, sedangkan Misnati istrinya dibacok kepalanya.
Tak hanya itu, lanjut Mamudi, ketiga perampok pindah ke kamarnya. Para perampok lalu mengancam dirinya dan akan membunuh dua anaknya yang masih kecil, jika tidak menyerahkan seluruh perhiasan yang dimiliki istrinya. Mahmudi yang disandera hanya bisa pasrah, dan tak dapat berbuat banyak.
Tak terima dengan perlakuan para perampok, Sulastri mencoba melawan hingga akhirnya ia mendapat bacokan di kepalanya. Akibat kejadian itu, kedua korban langsung dirawat di ruang bedah RSUD Waluyo Jati Kraksaan.
"Pelaku berhasil menggondol perhiasan Misnati berupa kalung 10 gram dan cincin 5 gram. Sedangkan perhiasan Sulastri berupa gelang seberat 5 gram. kerugian ditaksir mencapai Rp 10 juta," jelas Kapolsek Krejengan AKP Soesanto.
Menurut Soesanto, pihak kepolisian terus melakukan pengembangan penyelidikan. Sementara itu, kasus perampokan di Kabupaten Probolinggo, diketahui kerap kali terjadi selama ini.
(fat/fat)