Kementerian Perhubungan dan Otoritas Penerbangan Sipil Singapura menyatakan Indonesia telah menerima tawaran bantuannya. Demikian seperti dilansir media setempat, The Straits Times dan Channel News Asia, Senin (29/12/2014).
Bantuan yang dimaksud ialah dua sistem pendeteksi dan empat ahli dari Biro Investigasi Kecelakaan Udara (AAIB) pada Kementerian Perhubungan Singapura. Bantuan itu siap dikerahkan untuk bergabung dengan operasi pencarian dan penyelamatan yang tengah dilakukan otoritas Indonesia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ping tersebut ditransmisikan di bawah laut selama 30 hari. Jika berhasil terdeteksi, maka operator alat tersebut akan mencari titik koordinat yang menjadi lokasi terdengarnya sinyal ping paling keras. Selanjutnya, para penyelam atau kendaraan bawah laut tanpa awak akan dikerahkan ke dalam lautan untuk mencari lokasi tersebut.
Sistem pendeteksi sinyal bawah laut tersebut, menurut penyelidik senior AAIB Steven Teo, bisa berputar hingg 360 derajat di dalam air sehingga bisa mendengarkan sinyal dengan maksimal.
Pesawat AirAsia QZ8501 yang membawa 162 penumpang dan awak saat mengudara dari Surabaya ke Singapura, hilang kontak pada Minggu (28/12) pagi. Kesimpulan sementara menyebutkan, pesawat ini mengalami kecelakaan dan kini diduga berada di dasar Laut Jawa dekat Kalimantan.
Selain menawarkan bantuan berupa teknologi dan tenaga ahli, Singapura sebelumnya telah mengerahkan dua pesawat militer jenis C-130 serta empat kapal militer miliknya untuk membantu upaya pencarian.
(nvc/nwk)