"Awalnya kami menduga ada tiga motif di balik kasus pembunuhan tersebut," ujar Kasat Reskrim Polrestabes Surabaya AKBP Sumaryono kepada wartawan, Jumat (26/12/2014).
Tiga kasus itu, kata Sumaryono, adalah asmara, bisnis, dan sosial/lingkungan. Namun setelah mendengarkan keterangan para saksi, dugaan motif itu mengerucut ke motif bisnis.
"Diketahui korban sebelum hilang sempat melakukan penagihan ke seseorang. Diduga dari situ kasus itu berawal," lanjut Sumaryono.
Namun SUmaryono tak mau berhenti sampai di situ saja. Selain terus fokus pada dugaan itu, pihaknya juga terus menelusuri sebab-sebab lain yang mungkin saja bisa berujung pada motif baru lainnya.
"Kami terus berusaha mengungkap kasus ini," tandas lulusan akpol tahun 1996 ini.
Budi Hartono Tanadjaja ditemukan tewas dengan mulut dilakban dan kepalanya dibungkus plastik. Mayat pengusaha ini dibuang ke sungai di kawasan Pacet, Mojokerto.
Empat orang saksi telah dimintai keterangan terkait menghilangnya Budi hingga akhirnya ditemukan dalam kondisi tak bernyawa.
"Ada enam saksi yang kami periksa," kata AKBP Sumaryono.
Sumaryono mengatakan, empat saksi yang diperiksa kemarin adalah istri korban, sopir, dan dua sales toko keramik, perusahaan milik korban. Sementara dua saksi tambahan adalah adik ipar korban dan seorang teman korban.
"Keterangan-keterangan dari para saksi akan kami sinkronkan dan kami jadikan petunjuk bagi anggota yang di lapangan dalam melacak pelaku," tandas Sumaryono.
Selain mobil Mazda BT 50 double cabin warna putih bernopol L 9347 VB milik pria asal Perum Galaxi Bumi Permai L-4 nomor 11, Surabaya ini raib, pelaku diduga menguras uang korban melalui mesin anjungan tunai mandiri (ATM) hingga Rp 10 juta.
(gik/gik)