.webp)
Seperti yang diungkapkan Wiwik Agustina asal Kediri yang mengaku nekat sebagai TKI di Malaysia demi menghidupi 4 anaknya yang masih sekolah. Wiwik menjadi tulang punggung keluarga setelah sang suami meninggal dunia.
"Saya baru 7 bulan di sana tapi saya harus melarikan diri ke konsulat Indonesia untuk menyelamatkan diri karena tidak tahan dengan siksaan yang harus saya alami tiap hari," ungkapnya sambil menangis tersedu sedu pada detikcom di Lanudal Base Ops Juanda, Rabu (24/12/2014).
Ibu 4 anak ini mengungkapkan berbagai siksaan dan cacian menjadi 'makanan' tiap hari. "Kamu itu kerja tidak benar. Kamu itu sudah saya beli," ujarnya menirukan cacian yang kerap didengar sambil menunjukkan bekas luka sulutan rokok di punggung tangan kanannya.
Hal senada diungkapkan Muhsidin Rendeng (37), TKI asal Lumajang yang mengaku saat ditangkap dan dipenjara diperlakukan tidak adil dan dianiaya.
"Senang sekali bisa balik ke Indonesia karena di sana kami dipukuli, dianiaya. Pokoknya tidak manusiawi," ujarnya.
Bapak dua anak ini pun berharap setelah pulang ke Indonesia mendapat bantuan modal untuk mendirikan usaha kecil menengah sehingga bisa membuka lapangan pekerjaan.
"Berikan kami modal untuk buka usaha kecil menengah secara berkelompok agar kami tak bekerja di negara lain. Kami sangat mohon kepada bu menteri agarsegera merealisasikan secepatnya," pungkas pria yang dipenjara 7 bulan di Malaysia.
(ze/fat)
