Juru bicara JAS Indonesia, Ahmad Fatih memastikan anggotanya akan tetap menggelar aksi simpatik, yakni tanggal 22-25 Desember mendatang. Selama 3 hari, anggota organisasi sempalan JAT pimpinan Abu Bakar Ba'asyir ini akan mensurvei pertokoan di wilayah Kota Mojokerto. Mereka akan mengingatkan setiap karyawan muslim yang kedapatan memakai atribut natal.
"Dakwah ini tetap kami lakukan sampai tanggal 25 Desember nanti. Seorang muslim haram ikut merayakan Natal," ucap Fatih kepada wartawan, Jumat (19/12/2014).
Fatih menegaskan, pihaknya tidak akan menggunakan cara pemaksaan dan kekerasan dalam aksi simpatik nanti. Pihaknya pun meminta polisi tidak mencegah aksi mereka. Menurutnya, aksi simpatik itu bukan unjuk rasa sehingga tidak perlu pemberitahuan ke polisi.
"Kami tidak akan memaksa seseorang, kami hanya mengingatkan kalau hal itu haram. Saya kira tidak perlu (surat pemberitahuan) karena kami berdakwah," tandasnya.
Menanggapi sikap ngotot anggota JAS, Kapolres Mojokerto Kota, AKBP Wiji Suwartini akan melakukan penjagaan dan patroli di kawasan pertokoan di wilayah hukumnya. Meski tidak dengan cara kekerasan, aksi simpatik JAS ini berpotensi menimbulkan gesekan di masyarakat.
"Sebab masyarakat ada yang pro dan kontra terkait seruan mereka. Ada pula karyawan yang memang atas inisiatif sendiri memakai atribut natal untuk menghargai. Kita imbau agar mereka tidak membentangkan spanduk dimanapun dan kapanpun," ujarnya.
Wiji meminta agar JAS mewakilkan seruan mereka kepada polisi. Pihaknya berjanji akan menyampaikan imbauan agar karyawan muslim tidak memakai atribut natal melalui Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) dan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Mojokerto.
"Kita komunikasikan melalui MUI maupun FKUB agar lebih tepat sasaran, daripada mendatangi langsung toko-toko," pungkasnya.
12 Anggota JAS sempat digiring ke Mapolres Mojokerto Kota saat akan membagikan selebaran tolak perayaan natal bagi warga muslim di Jalan Empunala, Selasa (17/12). Pihak kepolisian meminta agar anggota JAS Mojokerto ini tidak membagikan langsung selebaran tersebut ke masyarakat lantaran bisa memicu gesekan antar umat beragama.
(fat/fat)