"Nggak ada keluarga atau orang yang datang ke sini mengaku sebagai keluarga," ujar dr. Hary Milyanto Sp.F, dokter forensik RSUD Ibnu Sina kepada detikcom, Kamis (18/12/2014).
Hary mengatakan rencananya mayat Fuad diautopsi hari ini. Untuk keperluan itu, Hary masih menunggu izin polisi. "Seharusnya izin dari keluarganya juga diperlukan. Tetapi kalau tidak ada keluarganya sampai hari ini, autopsi tetap harus dilakukan," lanjut Hary.
Autopsi, kata Hary, dilakukan untuk mengetahui penyebab kematian. Kematian Fuad memang diketahui karena ditembak. Tetapi peluru di bagian mana saja yang menyebabkan kematian lah yang harus dicari tahu melalui autopsi.
"Saya sendiri belum lihat mayatnya. Jadi saya belum tahu bagian tubuh mana saja dan berapa peluru yang ditembakkan ke tubuhnya," tandas Hary.
Dengan belum ada yang mengakui atau mengambil mayat Fuad, berarti polisi masih belum tahu latar belakang Fuad dan motifnya melakukan aksi penyanderaan. Memang Fuad berasal dari Lombok, NTB, suatu tempat yang jauh dari Gresik, tetapi saat melakukan penyanderaan, Fuad mengaku mempunyai keluarga di Malang.
(iwd/try)