Mendengar permintaan itu, polisi pun mencoba menyamar menjadi wartawan untuk menuruti keinginan pelaku. Sayangnya, usaha polisi menyamar ketahuan pelaku.
"Pelaku marah melihat ada polisi yang berseragam. Untuk menjaga keselamatan korban, kami turuti itu. Anggota pun bersembunyi," ujar Wakapolres Gresik Kompol Alvian Nurrizal kepada detikcom, Rabu (17/12/2014).
Polisi yang memang berniat menggagalkan usaha penyanderaan itu lalu menyamar menjadi wartawan untuk menuruti keinginan pelaku. Alvian sendiri yang memikul tugas itu. Mantan Kapolsek Gubeng itu pun meminjam kamera serta ID card seorang wartawan televisi.
"Saya menemui pelaku di salah satu ruangan di Kodim. Pelaku meminta ditunjukkan ID card, ternyata pelaku mengetahui kalau saya wartawan gadungan karena foto di ID card tak sesuai dengan wajah saya. Pelaku pun marah-marah dan ingin bertemu dengan wartawan sebenarnya," ujar Alvian.
Alvian pun lalu berniat meminta bantuan seorang wartawan televisi. Wartawan tersebut diberi pengarahan dan petunjuk tentang hal-hal apa saja yang harus dilakukan saat bertemu dengan pelaku.
"Namun usaha itu juga gagal karena pelaku mengintip dari jendela dan mengetahuinya," lanjut mantan Wakapolres Sampang itu.
Pelaku yang bernama Fuad Ahmad itu akhirnya minta agar disediakan kendaraan untuk mengantarnya ke Pelabuhan Tanjung Perak agar dia bisa pulang ke kampung halamannya di Lombok Timur, NTB.
"Kami turuti keinginan pelaku yang berakhir dengan penggagalan penyanderaan itu," tandas Alvian.
(bdh/bdh)