"Saya merasa patah hati dengan tindakan teror yang bodoh dan dingin yang dilakukan di Peshawar ," ucap Malala yang kini tinggal di bagian tengah Inggris dalam sebuah pernyataan, dilansir dari Reuters, Rabu (17/12/2014).
"Anak-anak yang tak berdosa itu tidak seharausnya mengalami kejadian ini di sekolah mereka. Saya mengecam tindakan brutal yang dilakukan oleh pengecut itu serta mendukung pemerintah dan militer Pakistan yang berupaya keras agar tindakan ini diatasi," sambungnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Malala menjadi ikon global setelah ditembak oleh Taliban dan nyaris tewas pada Oktober 2012 lalu. Penembakan itu dipicu oleh kampanye gencarnya mengenai hak anak-anak perempuan untuk mendapatkan pendidikan.
Malala mendapatkan hadiah Nobel yang diserahkan dalam seremoni yang digelar di Oslo, Norwegia pada Rabu, 10 Desember lalu waktu setempat. Saat itu, gadis berumur 17 tahun itu bersumpah akan terus melanjutkan perjuangannya untuk hak setiap anak bersekolah.
Malala merupakan peraih Nobel Perdamaian termuda sepanjang sejarah, dan warga Pakistan pertama yang mendapatkan hadiah prestisius tersebut. Namun di negerinya, sejumlah pihak, khususnya kelompok Taliban, mengecam Malala sebagai agen Barat.
(dha/rvk)