Menurut peneliti ICW Febri Hendri, unit kerja yang dimaksud yaitu Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan (P4TK) Bidang Otomotif dan Elektronika Kota Malang, Jawa Timur. Buku yang dicetak berupa modul bagi pengawas sekolah untuk Provinsi Jatim, Kalteng, dan Gorontalo tahun anggaran 2013.
"Pengadaan mencetak 22.221 buku dengan nilai Rp 983 juta. Berdasarkan bukti-bukti yang dihimpun ICW, ditemukan adanya mark up harga buku. Kerugian negara sekitar Rp 786 juta. Diduga ada persekongkolan saat lelang," ujar Febri, di kantor Kemendikbud, Jl Sudirman, Jakarta Pusat, Selasa (16/12/2014).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami meminta Itjen Kemendikbud melakukan audit. Jangan hanya pengadaan untuk buku anak sekolah yang diaudit, sedangkan modulnya lolos," ujar Febri.
Dugaan ICW tersebut bukan tanpa alasan. Saat melakukan investigasi, ICW sempat menghubungi perusahaan pemenang lelang dan berpura-pura akan mencetak buku dengan spesifikasi yang sama.
Jawaban dari pihak perusahaan cukup mengagetkan, kisaran harga buku yang dimaksud hanya Rp 10.500. Sedangkan dalam laporan pengadaan di P4TK ditulis mulai dari Rp 38 ribu hingga Rp 63 ribu.
"Hampir 4 kali lipat. Itu yang kita minta Itjen untuk melakukan pengusutan," tutur Febri.
Pihak Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan (P4TK) Bidang Otomotif dan Elektronika Kota Malang belum bisa dikonfirmasi mengenai laporan ICW ini.
(rna/fjr)