"Awalnya kami curiga begitu, transaksi sapi yang sudah jadi bangkai. Kami langsung koordinasi sama Manteri Peternakan di sini, ternyata dipastikan bukan bangkai. Mungkin sapi buru-buru disembelih saat sudah sekarat. Tapi karena meragukan, tadi sapi itu langsung kami kubur," kata AKP Didik Rudianto, Senin (15/12/2014).
Kapolsek Arjasa itu menerangkan, pick up bermuatan sapi mati itu dicegat di jalan Desa Jatisari Kecamatan Arjasa. Penghadangan dilakukan, setelah pihaknya menerima informasi tentang dugaan adanya transaksi bangkai sapi. Selain pick up bermuatan sapi yang sudah disembelih, polisi juga mengamankan dua pria berinisial SL (50) dan MJ (40) selaku penjual dan pembeli sapi tersebut.
"Aparat Polsek Arjasa lebih curiga, karena saat dimuat di pick up sapi mati itu juga ditutupi pohon jagung. Jadi seolah-olah sengaja disembunyikan," timpal Kasubbag Humas Polres Situbondo, AKP Wahyudi.
Dalam penyelidikannya, polisi mendatangkan Manteri Peternakan di Kecamatan Arjasa. Setelah dilakukan pengecekan oleh Mantri Ternak, dipastikan saat disembelih sapi itu belum mati. Salah satunya, karena masih ditemukan adanya darah segar sapi.
Karena itu, kecurigaan sapi disembelih saat sudah jadi bangkai dianggap tidak terbukti. Hanya saja, SL dan MJ dituding ceroboh, karena penyembelihan dilakukan tanpa ada saksi-saksi dari perangkat setempat. Sehingga warga curiga sapi dipotong saat sudah jadi bangkai.
"Hasil analisa Mantri Ternak, sapi itu buru-buru disembelih karena kondisinya sekarat dan memang sakit-sakitan. Makanya, sapi itu akhirnya diputuskan untuk dikubur, karena dagingnya meragukan," pungkas AKP Didik Rudianto.
(fat/fat)