Dari keterangan yang diterima detikcom dari KBRI Lebanon, Sabtu (14/12/2014), mereka memang berkumpul untuk mengadakan seminar bertajuk 'Kemunculan Radikalisme dalam Islam di Timur Tengah: Mengatasi Problema melalui Perspektif Persatuan Nasional'. Acara ini diselenggarakan di Crowne Plaza Hotel, Hamra-Beirut, Lebanon, Kamis (11/12) kemarin.
"Para ulama lintas sekte di Lebanon menyampaikan kesamaan pandangannya, yakni pentingnya implementasi nilai-nilai sikap yang moderat dan toleran antara sesama Muslim. Para pemeluk Islam, terlepas dari sekte mana dirinya berasal harus saling menjunjung tinggi sikap toleransi kepada sesamanya, demikian halnya terhadap pemeluk agama lain," kata pihak KBRI Lebanon.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Β
Selain ulama Lebanon, KBRI Beirut juga mendatangkan pembicara dari Nahdlatul Ulama Jakarta KH Abdul Malik Madaniy. Dalam sambutan pembukaan, Duta Besar RI Beirut, Dimas Samodra Rum, berpendapat aksi radikal terjadi akibat kondisi politik, ekonomi, sosial, dan budaya yang dialami. Pemahaman yang hakiki tentang Islam sebagai agama damai kemudian menjadi hilang dari benak mereka.
βAtas dasar tersebut kita melalui seminar ini mencoba mengangkat peran penting national unity diantara sesama Muslim sebagai jalan keluar guna menghadapi ideologi yang radikal sebab dengan terbentuknya perasaan bersatu di antara sesama Muslim di kawasan Timur Tengah maka akan memudahkan upaya bersama dalam melawan setiap ideologi radikal,β kata Duta Besar RI Beirut.
(dnu/kha)