Ahok berencana menertibakan para PKL liar yang berjualan di sekitaran Monas. Bukan maksud Ahok untuk melarang PKL mencari rezeki, namun menurutnya hal tersebut dilakukan untuk menghilangkan sistem buruk yang telah mengakar di lingkungan wisata ini.
"Kita buka UKM kecil. Tapi begtu dibuka, bos-bos preman matokin lahan-lahan, dipilox-pilox (cat semprot), aparat terlibat. Mereka bayar ke oknum, satpam-satpam kita main juga. Makannya dibersihkan dulu semua," ujar Ahok dalam sambutannya di acara peringatan Hari Kesetiakawanan Sosial Nasional (HKSN) yang digelar di Monas, Sabtu (13/12/2014).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Monas begtu besar, orang begitu banyak, kenapa PKL nggak boleh jualan, toh lumayan bisa nambah penghasilan. Ini kan sama kayak di iklan itu mau bakso terus jatoh sama gerobak-gerobaknya. Itu substansi dari PKL, PKL mendekatkan diri ke orang banyak," kata mantan Bupati Belitung Timur ini.
"Ini bagian kita dari bersatu bukan hanya soal peduli tapi kesetiakawanan sosial, ini keadilan sosial juga. Maka kita harus tegas, salah ya salah, seperti sama kayak anak. Tapi bukan berarti membuat orang miskin," sambung Ahok.
Suami Veronica pun menyatakan jika ada pihak-pihak yang mengganggu, maka teguran harus dilakukan. Tidak peduli apakah ia adalah orang miskin atau kaya. Baginya, tak ada toleransi bagi yang melakukan kesalahan.
"Itu namanya setia kawan. Karena kalau dibiarkan sistem, yang miskin yang menderita, ujung-ujungnya, yang miskin yang susah," tutup Ahok.
Seperti yang diketahui, Ahok tengah mempersiapkan program 'Lenggang Jakarta'. Program CSR perusahaan swasta ini berupa penataan dan relokasi PKL ke bekas lapangan IRTI Monas yang kini tengah dibangun kios-kios pedagang. Dalam program yang masih dalam proses persiapan dan seleksi pedagang tersebut, hanya 339 pedagang yang mendapatkan kesempatan untuk ikut Lenggang Jakarta.
(ear/gah)