Beberapa anggota rombongan TKI dalam bus sempat terkena pukul si Burhan. TKI yang konon sempat dipenjara di Malaysia itu juga merusak AC bus DK 9136 HG yang ditumpanginya. Aksi Burhan baru terhenti, setelah kedua tangannya diikat lakban. Rombongan TKI ini meminta bantuan Dinas Sosial Situbondo.
"Tadi sudah kami bawa ke dokter, dan dinyatakan tidak gila. Hanya stres biasa. Menurut rekan-rekannya, yang bersangkutan mantan napi di Malaysia," kata Dwi Totok Irianto kepada detikcom.
Kabid Rehabilitasi Sosial Dinas Sosial Situbondo itu menerangkan, sebanyak 74 TKI yang dideportasi itu sempat ditampung di Rumah Trauma Center, milik Kemensos di Jakarta. Berikutnya, Kemensos juga membiayai pemulangan para TKI itu hingga ke NTB. Dalam perjalanan ke NTB itulah, seorang TKI stres dan mengamuk.
"Tadi sudah kami tawarkan untuk ditinggal di sini atau terus dibawa pulang. Kalau ditinggal, rencananya akan kami bawa ke RSJ Menur Surabaya. Cuma nanti pihak keluarganya yang harus menjemput," papar Dwi Totok.
Atas pertimbangan agar tidak membebani keluarganya, Burhan langsung dibawa rekan-rekannya ke NTB. Kedua tangannya tetap diikat lakban agar tak mengamuk lagi. Rencananya, setibanya di pelabuhan Padangbai NTB, para TKI itu akan dijemput pihak Dinsos setempat.
"Kebanyakan masih berusia muda, antara 20-30 tahun. Di Malaysia mereka rata-rata jadi kuli bangunan," pungkas Dwi Totok Irianto.
(fat/fat)