Perpecahan internal Golkar semakin parah setelah Aburizal Bakrie ditetapkan secara aklamasi menjadi Ketum Golkar versi Munas Bali. Elite Golkar yang kini tengah di arena Munas Penyelamatan Partai di Ancol berani bicara keras soal kegagalan Ical.
Suara keras itu muncul dari eks Wasekjen DPP Golkar Ricky Rahmadi. Ricky yang dulu masuk jajaran pengurus DPP Golkar pimpinan Ical kini terang-terangan melawan.
"Ical sudah tidak layak lagi menjadi Ketua Umum Partai Golkar selanjutnya, karena selama 5 tahun Ical sudah gagal membawa Partai Golkar ke arah yang lebih baik," kata Ricky dalam pesan Blackberry Messenger, kepada wartawan, Minggu (7/12/2014).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Bahkan cuma 14,5% suara dari target. Sehingga kursi di DPR berkurang dari 106 kursi melorot tajam tinggal 91 kursi," papar Ricky.
Kegagalan kedua adalah Ical yang berambisi menjadi presiden gagal nyapres. Tak hanya itu saja, Partai Golkar juga tak ikut sama sekali di panggung Pilpres.
"Gagal menjadi Capres, bahkan sudah sesumbar bahwa hanya dia dan Megawati yang sudah pegang boarding pass," katanya.
"Ketiga, gagal menjadi cawapres karena tidak satu pun capres yang mau berpasangan dengan Ical," imbuh Ricky.
Kegagalan keempat disebutkan Ricky, adalah kegagalan dalam Koalisi Merah Putih untuk memenangkan duet Prabowo-Hatta di Pilpres. Sehingga Golkar kini harus berada di luar pemerintahan.
"Kelima gagal mengelola partai karena partai hanya jadi alat kepentingan pribadi. Keenam, pemecatan semena-mena kader golkar tanpa didasari pertimbangan prestasi, dedikasi, loyalitas dan tak tercela," pungkasnya.
(van/try)