Semenjak sore, pengunjung sudah mulai berdatangan ke lokasi wisata sekitar 30 km utara Kota Solo tersebut. Hingga tengah malam jumlahnya semakin bertambah meskipun guyuran hujan tak henti-hentinya. Ratusan orang memenuhi bangsal yang disediakan Pemkab Sragen, sebelum mereka 'marak sowan' atau ziarah ke makam Pangeran Samodero di cungkup makam yang berada di puncak bukit bernama Gunung Kemukus tersebut.
Mereka berjubel, berdesak di bangsal. Namun demikian itu bukan jumlah maksimal. Jumlah itu tak lebih dari seperenam jika dibanding dengan jumlah pengunjung pada malam Jumat Pon sebelum-sebelumnya. Seperti kawasan wisata ritual di Jawa pada umumnya, setiap lokasi memiliki hari khusus untuk puncak kunjungan. Di Kemukus, puncak kunjungan terjadi pada malam Jumat Pon.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pemkab Sragen memang telah hampir dua pekan terakhir menutup lokasi persewaan karaoke di sekitar lokasi Kemukus. Jumlahnya tak tanggung-tanggung, lebih dari 60 tempat. Tempat yang dipakai biasanya di warung-warung atau di rumah penduduk. Di tempat itulah biasanya transaksi seks dilakukan pengunjung dengan perempuan-perempuan penghibur yang sudah mangkal di tempat itu.
Bupati Sragen, Agus Fatchurrahman, saat dihubungi juga memberikan penegasannya. "Seperti janji saya sebelumnya. Kita tidak boleh gegabah menangani kasus prostistusi di Gunung Kemukus karena karakternya beda dengan lokalisasi. Di sini prostitusi itu hanyalah penumpang gelap dari ritual tradisi ziarah. karena itu yang kami lakukan adalah, menutup semua celah terjadinya prostitusi namun tetap menjaga kelangsungan tradisi ziarahnya," ujar Agus.
(mbr/ndr)