"Kalau penumpang melambai, kita sarankan dengan sangat untuk buka bagasi. Minta ke sopirnya, paling cuma sebentar. Penumpang harus aktif edukasi pengemudi. Kalau (bagasinya) tidak mau dibuka jangan dipakai. Setelah (naik) kita laporkan nomor taksi ke kerabat," kata Direktur Keuangan Express Group David Santoso dalam jumpa pers di kawasan SCBD, Jakarta Pusat, Kamis (12/4/2014).
David mengadakan jumpa pers khusus untuk membeberkan keamanan taksinya. Dia menyangkal armada yang dipakai perampok adalah taksi Express yang bercat putih.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Rencananya juga akan dipasang pertisi antara penumpang dan pengemudi taksi. "Ini supaya tidak terjadi sopir dibunuh seperti kejadian sebelumnya. Kita lakukan jauh (lebih baik) dari yang disarankan," katanya.
David mengatakan, sudah ada 4 ribu taksi Express yang dipasangi pelat baja yang memisahkan bagasi dan penumpang, termasuk dua taksi putih yang awalnya sempat dikira digunakan untuk perampokan. "Partisi ini diperiksa petugas security saat taksi berangkat dan pulang ke pool. Selain itu setiap perekrutan pelamar harus memiliki surat kepolisian dan riwayat hidup," katanya.
Saat ditanya apabila ada sopir nakal seperti menerapkan sistem borongan, David menyatakan hal itu dapat langsung dilaporkan ke call center. "Kita imbau seperti itu supaya dilaporkan. Ada berbagai cara untuk melaporkan, bisa lewat twitter, facebook atau telepon," katanya.
Kepolisian telah mengecek armada taksi Express yang disebut-sebut digunakan untuk melakukan perampokan terhadap dua karyawati di Kuningan dan SCBD. Dari hasil pengecekan Global Positioning System (GPS) armada Express bernomor pintu DP 8012 dan DP 8015 tidak sesuai dengan rute perjalanan korban perampokan di dalam taksi putih.
"Taksi bernomor lambung DP 8015 dan DP 8012 sendiri masih ada (di pool) dan secara GPS di mana taksi itu berada bisa diketahui. Itu tidak sesuai dengan rute perjalanan saat korban dirampok di dalam taksi putih," jelas Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Rikwanto kepada wartawan di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Kamis (4/12/2014). Polisi menduga perampok menggunakan taksi yang dimodifikasi mirip Express. Waspadalah!
(nal/nrl)