'Panas Dingin' Hubungan Akbar dan Ical

Golkar Pecah

'Panas Dingin' Hubungan Akbar dan Ical

- detikNews
Jumat, 28 Nov 2014 14:06 WIB
Jakarta - Petinggi Partai Golongan Karya terbelah soal penyelenggaraan Musyawarah Nasional partai berlambang pohon beringin itu. Kubu Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie (Ical) akan menggelar Munas mulai Minggu (30/11) nanti di Bali. Sementara kubu Waketum Agung Laksono baru akan menghelat Munas paling cepat Januari 2015.

Awalnya Ketua Dewan Pertimbangan Partai Golongan Karya Akbar Tandjung mendukung kubu Ical yang akan menggelar Munas pada Minggu lusa. Namun Kamis (27/11) malam kemarin, mantan Ketua Umum Partai Golkar itu meminta Ical menuda Munas.

"Demi menghindari pertentangan yang tak kondusif yang bisa mengarah perpecahan sebaiknya waktu pelaksanaan Munas IX pada 30 November - 3 Desember 2014 ditunda dan sekaligus digunakan untuk persiapan materi Munas terutama untuk merespons dinamika internal dan eksternal partai," kata Akbar di rumahnya, Jl Purnawarman, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Kamis (27/11) malam.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mengapa Akbar berubah sikap?

Tercatat bukan kali ini saja sikap Akbar berubah, khususnya terkait hubungan dengan Ical. Pada akhir Oktober 2012 lalu, Akbar mengkritik pengajuan Ical sebagai calon presiden satu-satunya dari Partai Golkar.

Mantan Ketua Umum PB Himpunan Mahasiswa Islam itu menilai, pencapresan Ical tidak transparan dan bertentangan dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga partai. Dia pun mendesak agar penetapan capres dilakukan secara terbuka dengan melibatkan pengurus partai dari bawah sampai pusat.

Satu tahun kemudian - tepatnya Agustus 2013 - Akbar kembali mengkritik Ical. Kali ini terkait rendahnya elektabilitas Ical dalam beberapa sigi lembaga survei. Dia pun membandingkan bahwa elektabilitas Ical lebih rendah dari Partai Golkar.

Ketua Umum Partai Golkar periode 1999-2004 itu pun meminta dilakukan kajian mendalam dan evaluasi terkait rendahnya elektabilitas Golkar dan Ical.

Hubungan Akbar dan Ical kembali 'mesra' menjelang Pemilihan Umum 2014. Akbar 'melunak' dan tak lagi mempersoalkan evaluasi atas rendahnya elektabilitas Ical dan Golkar. Kali ini dia beralasan tidak ada agenda partai untuk mengevaluasi kepemimpinan Ical.

Kini Akbar menyarankan agar Ical menunda pelaksanaan Munas Golkar di Bali mulai Minggu (30/11/2014) nanti. Pernyataan Akbar ini cukup mengagetkan, sebab selama ini dia berada di belakang Ical.

Namun, Steering Committee Munas Golkar di Bali tetap bersikukuh. Kubu Ical tetap akan menggelar Munas mulai Minggu (30/11/2014) di Bali.

"Munas akan tetap berlangsung sesuai amanat Rapimnas 30 November di Bali," kata anggota SC Munas IX Golkar Nurul Arifin saat dihubungi, Jumat (28/11/2014).

Akankah hubungan Akbar dan Ical kembali renggang?



(erd/nrl)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads