Dalam aksinya, massa yang membawa bendera organisasi kemahasiswaan seperti HMI, KAMMI, GMNI, GMKI, dari berbagai kampus di Malang, Jombang, Bangkalan dan Surabaya, menuntut pemerintahan Jokowi-JK menurunkan harga eceran bensin premium, pemberantasan Mafia Migas hingga pembubaran SKK Migas.
"Kenapa kita tidak aksi di Grahadi atau Pertamina? Kita ketahui kebijakan kenaikan BBM bukan karena Pertamina, pemerintah, parlemen, tapi SKK Migas. Bubarkan SKK Migas sekarang juga," teriak orator saat beraksi di depan kantor SKK Migas, Kamis (27/11/2014).
Mereka juga mencurigai, Presiden Jokowi hanya kepanjangan tangan atau antek kepentingan asing yang menjajah bangsa Indonesia.
Beberapa tuntutan disuarakan pendemo. Diantaranya, menuntut pemerintah untuk segera menurunkan harga eceran bensin premium menjadi Rp 6.500 per liter. Bongkar pola pikir neo-liberal ekonomi pemerintah. Revisi UU Migas Tahun 2001 yang tidak pro rakyat. Membuka harga pokok produksi (HPP) BBM kepada rakyat. Berantas mafia migas dari hulu sampai ke hilie. Bubarkan SKK Migas, hingga meminta pemerintah transparansi jual-beli BBM.
Selain beroasi dan melakukan aksi diam diri, massa juga mengusung berbagai poster yang bertuliskan diantaranya, 'Berantas mafia migas', 'Mana janjimu Jokowi, jangan bohong'. 'Asing tertawa rakyat merana'.
Aksi ratusan massa Porong Pemuda Energi-Jatim sempat membuat arus lalu lintas Jalan Panglima Sudirman menuju ke arah Urip Sumoharjo padat merambat. Namun, arus kembali lancar setelah melintasi titik aksi massa yang 'memakan' separuh jalan Pangsud.
Aksi mereka mendapatkan penjagaan ketat dari Polsek Genteng, Polrestabes Surabaya dan Brimob Polda Jatim.
(roi/bdh)