"Di sini (Terminal Berlian) peti kemas domestik mencapai 90 %, internasional hanya 10 %, dan curah terus kami kurangi. Untuk tahun ini curah kering hanya 500 ribu ton," ujar Dirut PT Berlian Jasa Terminal Indonesia (BJTI) Putut Sri Muljanto dalam syukuran tercapainya 1.000.000 teus Terminal Berlian di Terminal Berlian, Rabu (26/11/2014).
Putut mengatakan, beberapa startegi memang diterapkan BJTI untuk mencapai angka 1 juta TEUs tersebut. Pertama adalah sistem operasional yang berubah. Tidak seperti dulu, sekarang semua pegawai, terutama operator, harus sudah siap 30 menit sebelum bekerja sehingga tidak ada waktu tunggu. Kedua, menambah lapangan penumpukan. Ketiga, kesiapan alat dinaikkan. Keempat, adanya perencanaan satu hari sebelumnya sehingga perencanaan hari ini langsung dikerjakan besok dan begitu seterusnya. Kelima, clusterisasi Tanjung Perak yang berakibat lebih tertatanya sistem sehingga kinerja lebih baik. Dan keenam adalah dukungan dari kapal pandu.
"Dulu kami tidak memiliki kapal pandu sehingga kapal yang merapat harus antre. Kini kami mempunyai dua kapal pandu sehingga pelayanan lebih cepat," lanjut Putut.
Putut menambahkan, angkutan curah kering yang diminimalkan juga menjadi salah satu kunci tercapainya 1 juta TEUs. "Tahun kemarin curah 800 ribu ton. Tahun ini berkurangjadi 500 ribu ton," kata Putut.
Putut menerangkan, BJTI sendiri ke depan akan menargetkan pencapaian 1,5 juta TEUs. Persiapan itu sudah dan sedang dilakukannya. Salah satunya adalah menambah lapangan penumpukan peti kemas. Saat ini, kata Putut, pihaknya telah mengincar lahan seluas 5 hektar. Lahan lapangan penumpukan Terminal Berlian yang ada sekarang, ujar Putut, seluas 7,5 hektar.
"Investasi untuk lahan baru plus alat-alatnya itu sekitar Rp 300 miliar," terang Putut.
Putut menyatakan bahwa ke depannya Terminal Berlian hanya akan fokus ke peti kemas saja untuk domestik. Untuk curah kering dan internasional, perlahan-lahan akan dikurangi dan pada akhirnya tidak akan dilayani.
"Adanya Terminal Teluk Lamong yang melayani curah kering membantu kami. curah kering bisa diturunkan di sana," jelas Putut.
Namun target 1,5 juta TEUs tersebut belum bisa terwujud di tahun depan. Setidaknya target itu akan mulai direalisasikan pada 2017 atau 2018. "Untuk tahun depan tetap ada kenaikan target karena pertumbuhan peti kemas domestik tumbuh 9 % per tahun yang berarti kami akan ada peningkatan sekitar 300 ribu TEUs," pungkas Putut.
(iwd/fat)