.webp)
"Saat berkampanye dalam pemilihan Bupati Pamekasan Maret 2013, Pak Syafi'i berjanji akan membayar honor GTT Rp 900 ribu atau setara UMK Pamekasan. Tapi setelah menang dan dilantik jadi bupati, ternyata Pak Syafi'i ingkar janji. Tolong jangan jadi manusia pengecut pak, bayar honor kami setara UMK," seru Akhmad Fakih SAg MPD, Selasa (25/11/2014).
Akhmad Fakih yang didapuk jadi Jenderal Lapangan demo guru itu mengajak seluruh GTT di Pamekasan yang berjumlah lebih dari 1.600 orang terus menagih hingga janji honor sesuai UMK dibayarkan Bupati Pamekasan Ahmad Syafi'i.
Para GTT itu menuntut Bupati Ahmad Syafi'i memasukkan honor GTT setara UMK Pamekasan dalam R-APBD 2015. "Bupati Syafi'i harus menerbitkan SK Bupati Pamekasan untuk memberi status legal formal ribuan orag GTT paling lambat 31 Desember 2014 ini. Jika tidak, kami minta Pak Syafi'i meletakkan jabatan dan mundur dari kursi Bupati Pamekasan," pinta Fakih.
Aksi ini sempat rusuh lantaran Bupati Ahmad Syafi'i tidak kunjung menemui pendemo. Setelah lama ditunggu, justru Wakil Bupati Kholil Asyari yang menemui pendemo. Melihat Ahmad Syafi'i absen, puluhan pendemo marah dan sempat mendorong pagar betis polisi di bawah teras Kantor Bupati Pamekasan.
Melihat aksi dorong itu, Wabup Pamekasan, Kholil Asyari dibawa masuk kantor dan tak lagi menemui pendemo. Puluhan guru itupun bergeser ke gedung DPRD Pamekasan yang berhimpitan dengan Kantor Bupati Pamekasan.
Di bawah guyuran hujan, aksi demo GTT itu berubah jadi ajang tari moreno. Diiringi musik dari loud-speaker yang diangkut di atas pickup, pendemo justru berjoget moreno. Lantaran diguyur hujan, para pendemo itu berteduh di bawah teras gedung DPRD Pamekasan.
(fat/fat)
