Hingga kini, Mohammad Danil masih dirawat intensif di ruang anak Paviliun Teratai No 05 RSU dr Abdoer Rahem Situbondo. Kulit putra pasangan Agus (36) dan Sumarni (32) jadi melepuh, justru setelah berobat ke seorang dokter di Situbondo. Muncul dugaan, kulit Danil seperti terbakar setelah mengonsumsi obat penurun panas yang diberikan si dokter.
"Anak saya dibawa ke dokter Rukmi karena sakit panas. Sama dokternya diberi dua jenis obat penurun panas ini," kata Agus, ayah Danil di RSU Situbondo, Senin (24/11/2014).
Awal mengonsumsi, tidak terjadi apa-apa. Bahkan, sakit panas yang diderita Mohammad Danil cenderung turun. Perubahan di kulit si bocah mulai terlihat, setelah hari keempat mengonsumsi obat. Saat itu, kulit Danil jadi lambat laun jadi melepuh. Bahkan kondisi melepuh itu terjadi hampir di sekujur tubah si bocah. Termasuk wajah dan kakinya.
Sadar ada yang tidak beres dengan anaknya, pasutri Agus dan Sumarni, langsung membawa anaknya ke Puskesmas setempat, sebelum akhirnya dilarikan ke RSU dr Abdoer Rahem Situbondo. Muncul dugaan, kulit Danil melepuh akibat dokter salah memberikan obat, atau salah memberi petunjuk takaran obat hingga si bocah mengalami over dosis.
"Yang pasti ini bukan malpraktek. Dua jenis obat yang diberikan dokter itu sudah betul untuk menurunkan panas. Bisa jadi, yang terjadi ini karena daya tahan tubuh pasien yang tidak kuat. Kasus ini biasa disebut Stevens Johnson Syndrome," kata Humas RSU Situbondo, H Imam Hidayat.
Menurut Imam, jenis penyakit kulit pasien itu disebabkan alergi obat atau infeksi. Yang diserang lapisan kulit dan selaput lendir seperti mata dan mulut. Alergi bisa terjadi, meski sebelumnya pasien tidak pernah mengalami alergi obat.
"Upaya penyembuhannya bisa 2 hingga 3 minggu. Kecuali yang datangnya terlambat, apalagi sampai berdampak gangguan pada paru," pungkas H Imam Hidayat.
(fat/fat)