"Kita akan berupaya mereaktivasi jalur-jalur trem yang dulunya ada, jadi bukan bangun baru," kata Menteri Perhubungan Ignatius Jonan kepada wartawan usai menggelar pertemuan dengan Walikota Surabaya Tri Rismaharini di ruang meeting Stasiun Gubeng Surabaya, Minggu (23/11/2014).
"Kami memiliki alokasi dari Kemenhub untuk mereaktivasi itu. Kalau nanti sudah, ada lokasi stasiun yang besar untuk didirikan depo di Wonokromo dan sebagainya ditangan oleh PT KAI saja.
Mantan Direktur Utama PT KAI ini mengatakan, pengeoperasian Trem akan ditangani PT KAI. Sedangkan Walikota Surabaya hanya menyediakan PSO-nya.
"Nanti bu walikota menyediakan PSO-nya atau subsidinya kalau misalnya harga produksinya itu dipandang kurang terjangkau masyarakat banyak," terangnya.
Ketika ditanya lebih lanjut mengenai anggaran untuk reaktivasi jalur trem, Jonan mengaku masih perlu diperhitungkan lagi.
"Nggak bisa dihitung sekarang, karena anggarannya tahun ini adanya mungkin Rp 200 miliar dan diteruskan tahun depan dan sebagainya, jelasnya.
Sementara Walikota Surabaya Tri Rismaharini menanggapi visiblity jalur trem tengah kota. Menurutnya, trem tidak akan mengganggu.
"Trem itu nggak koyok kereta api gedene (tidak seperti kereta api besarnya). Trem itu lebarnya sama dengan Alphard. Masak mobil Alphard bisa kok," tandasnya.
Sementara itu, Direktur PT KAI Edi Sukmoro menambahkan, pembangunan trem di Surabaya ini melibatkan 3 instansi yakni Dirjen Kereta Api Kemenhub, PT KAI dan Pemkot Surabaya.
"Kita akan rapatkan bareng, karena ini menyangkut 3 instansi yakni Dirjen Kereta Api, PT KAI dan pemerintah daerah di sini. Nanti setelah itu baru dimatangkan. Tapi keinginan bapak menteri (Menhub) ini kelihatannya mau cepat diselesaikan. Mungkin mulai tahun depan sudah mulai dikerjakan reaktivasinya," kata Edi.
Ia menambahkan, pembangunan jalur dan trek trem akan dilaksanakan oleh Dirjen KA. Sedangkan PT KAI menyediakan pembangunan stasiun.
"Kalau pemkot kan tugasnya perizinan. Ini akan kita rundingkan bareng," tandasnya.
(roi/bdh)