Wilayah yang paling parah terendam banjir kiriman dari Bogor berada di Gang Masjid, Cililitan Kecil, Jaktim. Rumah-rumah warga di daerah tersebut sangat berdekatan dengan Kali Ciliwung. Air banjir yang masuk tanpa prediksi seperti biasanya, membuat warga Gang Masjid segera mengungsi.
"Jam 03.00 WIB malam saya mengungsi ke luar dari rumah. Sudah enggak sempet mikirin barang-barang. Beberapa bisa dititipin ke tetangga yang rumahnya tingkat, yang lain sudah enggak mikirin. Itu air sudah sepinggang pas saya keluar," ujar warga Gang Masjid, Siti Aisyah (65) saat ditemui di pinggir jalan Flyover Kalibata, Kamis (20/11/2014).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Airnya dari kali, bukan dari bawah. Kandang ayam saya hanyut, bambu-bambu. Orang saya saja hampir kebawa. Untung cucu saya sudah duluan menyelamatkan diri, kalau belum bisa kebawa arus. Banjirnya mendadak, biasanya Pak RT kalau mau banjir kasih tahu jadi kita bisa beberes dulu," kata Aisyah.
"Ini saya cuma bawa baju yang di badan saja sama dompet dan kartu-kartu (KTP dll). Surat-surat penting lainnya udah pertama kali langsung dibawa anak saya. Udah cuma itu aja. Saya bangun tidur semalem air udah sepinggang," sambungnya.
Hal yang lebih parah dialami oleh Ibu Tina (43) yang juga tinggal di Gang Masjid. Rumahnya yang benar-benar berada di samping Kali kini pintunya jebol. Air sudah setinggi atap rumahnya.
"Keluar dari pintu belakang rumah saya itu kali. Saya ngungsi keluar dari rumah jam 02.00 WIB malam. Airnya naiknya cepet banget. Dikirain kan belum banjir parah, harusnya belum waktunya. Biasanya Januari. Nggak ada info bakal mau banjir juga," cerita Tina di lokasi yang sama.
Tina yang memiliki 3 anak yang masih kecil-kecil ini pun akhirnya memilih untuk meminta sumbangan di jalan. Ia menadahkan ember kecil bekas cat kepada pengendara jalan untuk meminta bantuan.
"Enggak sempat bawa apa-apa dari rumah. Yang penting semalem cepet-cepet keluar dari rumah, anak saya selamat semua. Ini suami sekarang lagi liatin rumah, pintunya jebol, barang-barang jadi hanyut semua. Air udah se-atap. Saya juga bingung ini. Kalau awal-awal seperti ini belum ada bantuan," tutur Tina.
Tina dan Aisyah bersama keluarganya dan para warga setempat lainnya kini mengungsi di Kampus Binawan yang ada di dekat Flyover Kalibata. "Nggak boleh masuk. Cuma boleh di Musala-nya sama di luarannya aja," tukas Tina.
Tak hanya Tina yang meminta sumbangan kepada pengendara di jalan. Sejumlah warga yang rumahnya kebanjiran banyak yang juga membawa meminta bantuan dengan menadahkan kaleng-kaleng kosong.
"Buat makan, rumah saya kebanjiran. Belum ada bantuan," jelas Lutfi, warga Jl. H Maliki yang juga berdiri di pinggir Flyover meminta sumbangan.
(ear/rmd)