Pantauan detikcom menyebutkan, hingga pukul 10.30 Wib, demo puluhan mahasiswa PMII masih bertahan di depan pintu gerbang kantor DPRD Situbondo. Selain berorasi, massa juga membentangkan poster dan spanduk bernada kecaman terhadap keputusan pemerintah menaikkan harga BBM bersubsidi. Puluhan personel kepolisian disiagakan mengamankan aksi demo.
Sebelumnya, massa PMII mengawali aksinya dengan longmarch menuju kantor pemkab Situbondo. Selama longmarch, para pendemo memilih berjalan mundur, yang konon sebagai simbol mundurnya pemerintah. Di tengah jalan, mahasiswa menyandera sebuah mobil dinas jenis Toyota Avanza. Mereka terus menggiring mobil plat merah itu ke kantor pemkab Situbondo.
Tiba di kantor pemkab, sejumlah polisi langsung berusaha membebaskan mobil dinas dari sandera mahasiswa. Bebera pendemo menghalangi hingga berlanjut jadi ricuh. Mobil plat merah lolos dari sandera, dan mahasiswa melanjutkan aksinya di depan kantor pemkab. Mereka bermaksud menemui Bupati Situbondo, namun gagal. Mahasiswa melanjutkan aksinya ke simpang jalan Sarworini Situbondo.
Di tempat ini, para mahasiswa kembali berusaha menyandera mobil dinas yang melintas. Namun, polisi berhasil menghalangi meski sempat diwarnai adu pukul. "Kami menyesalkan sikap represif polisi. Ada beberapa mahasiswa yang terluka dan bajunya sobek akibat arogansi polisi. Kami akan menindaklanjuti atas tindakan represif ini," tanda Mas Rahman, salah seorang mahasiswa.
Usai berorasi sejenak, para pendemo meneruskan longmarch menuju kantor DPRD Situbondo. Di tempat ini, para mahasiwa ditemui Wakil Ketua DPRD Situbondo Heroe Soegiharto dan Ketua Komisi II Abdurahman. Di depan para mahasiswa, dua anggota DPRD Situbondo berjanji akan menindaklanjuti aspirasi mahasiswa sesuai mekanisme.
"Sebab secara kelembagaan, kami juga menolak kenaikan BBM. Tetapi bagaimana pun itu kebijakan pusat. Kami hanya memperjuangkan," tandas Heroe Soegiharto.
Usai mendengar jawaban dari dua anggota DPRD Situbondo itu, para mahasiswa PMII langsung membubarkan diri.
(fat/fat)