Bus besar Angkutan Kota Dalam Propinsi (AKDP), Kopaja, Metromini dan angkot kecil berlalu lalang mengangkut penumpang. Tidak ada yang berubah pasca pengumuman kenaikan harga BBM pada Senin (17/11) lalu. Bahkan para sopir mengaku tidak tahu ada wacana mogok. Mereka tetap bekerja seperti biasa.
"Malah nggak tahu kalau ada rencana mogok. Organda belum beri informasi apa-apa," kata sopir Metromini P10, Vicki di Terminal Senen, Jl Senen Raya, Jakarta Pusat, Rabu (19/11/2014).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun demikian, para sopir mengaku jika tarif tak naik, mereka akan 'nombok'. Sebab kenaikan harga BBM ini tentu akan mempengaruhi kenaikan harga onderdil bus dan biaya perawatan.
"Yang naik nggak cuma solar doang kan. Semua pasti naik. Makanya kita tekor kalau tarifnya nggak naik," kata sopir Metromini lain, Asep.
Angkot-angkot kecil yang transit di Terminal Senen juga masih mematok tarif yang sama. "Tarif tetap. Belum ada yang naik. Senen-Pulogadung masih tetap, Rp 9.000," tutur sopir angkot M 37, Tambunan.
Sementara itu, bus 106 jurusan Tangerang-Senen telah menaikkan tarifnya sejak hari ini. Jika semula tarif Tangerang-Senen Rp 6500, kini naik menjadi Rp 7500.
"Naiknya seribu aja, karena perintahnya segitu. Ini pun masih nombok, soalnya solar kan naiknya Rp 2000," ujar kondektur bus, Emon.
Para penumpang mengaku bersyukur tidak ada aksi mogok dan kenaikan tarif angkutan umum. Sehingga mereka dapat menjalani aktifitasnya seperti biasa.
"Alhamdulillah belum naik. Ya kalaupun besok bakal naik, kita terima aja. Mau gimana lagi, kan harga BBM sudah resmi naik," ujar salah seorang penumpang, Rumisa.
(kff/rna)