"Setelah menjambret di kawasan Ngagel, tersangka menjual hasil kejahatannya di Pasar Maling. Setelah itu tersangka pesta miras di sebuah taman di Wonokromo. Saat itulah tersangka kami bekuk. Kami temukan juga tiga poket sabu," ujar Kasat Reskrim Polrestabes Surabaya AKBP Sumaryono kepada wartawan, Selasa (18/11/2014).
Sumaryono mengatakan, Arip yang dikenal dengan sebutan Teh ini memang licin. Dia selalu berhasil lolos dari sergapan polisi dan warga. Bila ada rekannya yang tertangkap, Arip ini dengan mudah lolos. Setidaknya sudah 10 TKP yang pernah dilakoni Arip.
"Tersangka melakukan aksinya di Simpang Darmo permai, Rungkut, Tenggilis, Pagesangan, Margorejo, Panjang Jiwo," lanjut Sumaryono.
Dalam beraksi, Arip selalu memilih korban perempuan dan orang yang sudah tua. Dalam beraksi, Arip biasanya mengajak seorang teman menggunakan motor berboncengan. Tapi di kalangan komunitasnya, Arip dikenal sebagai pelaku jambret yang nekat.
"Tersangka oleh rekan-rekannya di juluki kapten karena berani beraksi sendirian," kata Sumaryono.
Arip sendiri merupakan seorang residivis. Dia dua kali tertangkap. Pada 2012, Arip pernah tertangkap Polsek Wonokromo. Pada 2013, rip pernah tertangkap Polsek Tenggilis.
"Kalau dijumlah seluruh TKP yang tersangka pernah beraksi, ada sekitar 25 TKP," tandas Sumaryono.
(iwd/iwd)