Peristiwa itu terjadi pada Sabtu (15/11/2014) malam di kawasan Genting Asemrowo. Saat itu Beni bersama ratusan rekannya sedang melakukan konvoi menuju Polrestabes Surabaya untuk mengikuti pengesahan dan pengukuhan anggota Perguruan Setia Hati Terate (PSHT). Mereka berangkat dari Bojonegoro.
"Saat melewati Jembatan Genting, Dupak Rukun, ada dua pengendara motor berboncengan berlawanan arah mengumpat kepada rombongan konvoi itu," ujar Kasat Reskrim Polres Pelabuhan Tanjung Perak AKP Aldy Sulaiman saat dihubungi detikcom, Minggu (16/11/2014).
Umpatan itu terdengar sejumlah peserta konvoi. Mereka lalu marah dan mengeroyok kedua orang tersebut. Kedua orang itu terjatuh dari motornya. Saat seorang rekannya dihajar, seorang lainnya yang kebetulan membawa pisau lalu mengibas-ibaskan pisaunya untuk menakuti yang mengeroyoknya.
Kibasan pisau itulah yang mengenai Beni. Kibasan pisau itu mengenai paha kanan dan dada kiri. Insiden itu kemudian dilerai oleh rekan yang lain. Saat dilerai itulah kedua pengendara motor itu kabur.
"Kami juga tak mempunyai identitas mereka. Saya pikir mereka hanya membela diri saat mengibas-ibaskan pisaunya," kata Aldy.
Rupanya insiden tersebut terulang lagi setelah acara pengesahan dan pengukuhan. Insiden itu terulang di Banjar Sugihan, Benowo saat konvoi para pesilat itu hendak pulang ke daerahnya masing-masing. Diduga srempetan dengan kendaraan lain, anggota silat itu marah.
Mereka yang berpakaian hitam secara membabi buta merusak empat toko dan dua rumah di pinggir jalan. Mereka juga merusak sebuah mobil angkot yang kebetulan berada di lokasi.
Untunglah anggota sabhara dan brimob cepat tanggap. Mereka segera menetralisir lokasi dan melakukan penyisiran. Mengetahui polisi datang, para rombongan anggota silat itu pun kabur ke arah Pakal. (iwd/iwd)