Selain pedagang asongan, sejumlah pengurus bis antar kota antar propinsi hingga anak-anak pencari logam di Selat Bali pun juga mendapat pembinaan.
Pembinaan ini digelar di aula ASDP Ketapang. Mereka sengaja libur berjualan selama setengah hari, guna mendapat ilmu dari sejumlah narasumber dari Dinas Perindustrian Perdagangan dan Pertambangan Kabupaten Banyuwangi.
"Adanya pembinaan ini kita berharap para pedagang asongan bisa berbenah untuk menghadapi pasar bebas ASEAN 2015. Pembinaan pedagang asongan ini menyangkut dengan pelayanan dan kenyamanan para pengguna jasa penyeberangan saat pasar bebas ASEAN nanti," kata Kepala Cabang PT ASDP Indonesia Ferry Ketapang-Gilimanuk, Waspada Heruwanto, kepada detikcom, Kamis (13/11/2014).
Untuk para pedagang asongan, kata Waspada, sangat mudah diatur. Saat ini pihaknya masih kesulitan membina anak-anak pencari uang logam. Meski cukup menarik perhatian dan menghibur para pengguna jasa penyeberangan, namun apa yang dilakukan anak-anak pencari logam berbahaya untuk keselamatan.
"Kita khawatir ada kecelakaan disana, kita berharap anak-anak logam tersebut bisa mengikuti asuransi kesehatan yang sudah disediakan oleh pemerintah seperti BPJS,” tandasnya.
Dalam kesempatan yang sama, Asisten Pembangunan dan Kesra pada Pemkab Banyuwangi, Wiyono, uga menyampaikan agar jelang masyarakat ekonomi asean (M-E-A) para pedagang asongan di Ketapang tidak terkecoh dengan produk luar negeri yang akan menyerbu pasar Indonesia.
Selain itu, para pedagang asongan juga harus turut serta menjaga keamanan, terutama di wilayah pelabuhan yang menghubungkan pulau Jawa ke Bali lewat laut tersebut.
"Bukan tidak mungkin salah satu dampak dari pasar bebas ASEAN 2015, ada peredaran obat-obatan terlarang bahkan narkoba bisa saja akan semakin deras menyerbu Indonesia," pungkasnya.
(fat/fat)