Jenderal Lapangan FPR Sulsel, Surachman dalam pernyataannya menyebutkan Rezim Jokowi-JK tidak ada bedanya dengan rezim sebelumnya, SBY-Boediono, sama-sama menjadi boneka kepentingan monopoli internasional, sebagaimana yang disampaikan Jokowi dalam pidatonya di KTT APEC di Tiongkok baru-baru ini, yang berencana menaikkan harga BBM bersubsidi sekitar Rp 3000.
"Tidak ada kedaulatan RI atas kekayaan minyaknya sendiri, hanya 12,5 persen minyak Indonesia dikuasai Pertamina, sisanya dikuasai perusahaan imperialisme pimpinan Amerika Serikat, dalam aksi ini kami menolak kenaikan BBM, cabut UU No 22 Tahun 2004 dan PP NO 36 Tahun 2004 tentang Migas, jika BBM tetap dinaikkan maka Jokowi harus turun," tutur Surachman.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami ikut menandatangani tanda ikut menyetujui aspirasi mahasiswa, selanjutnya kami akan kirim ke DPR melalui faksimile," ujar politisi Demokrat ini.
Usai diterima aspirasinya, massa gabungan FPR Sulsel ini kemudian kembali ke kampus mereka masing-masing.
(mna/try)