Jenazah yang ditempatkan di peti mati itu tiba di rumah duka pukul 19.50 WIB. Keluarga korban dan beberapa pelayat langsung terisak hingga jenazah dimasukkan ke rumah kerabat korban yang memang berada dalam satu bangunan dengan rumah korban namun beda petak.
Ibu korban, Jumini yang terlihat lunglai dipapah dua orang menuju ke tempat jenazah disemayamkan. Melihat peti mati berisi jenazah putrinya Jumini terus menangis dan mengucap doa. Di belakangnya menyusul anak perempuan korban yang berumur 7 tahun.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jenazah baru dibawa ke rumah duka malam ini karena sebelumnya dilakukan autopsi di RSUP Dr. Kariadi Semarang. Rencananya jenazah akan dikebumikan hari Kamis (13/11) besok di pemakaman Gedong Minong Semarang. Saat kedatangan jenazah di rumah duka, tidak terlihat suami korban yang sudah pisah ranjang. Menurut informasi, dia masih diperiksa polisi bersama beberapa saksi.
Diketahui korban pergi dari rumahnya di Jalan Kaliwiru sejak hari Sabtu (8/11) lalu dan dijemput oleh seorang laki-laki. Namun Selasa (11/11) kemarin sekitar pukul 17.00 WIB seorang pencari rumput bernama Rohmat ternyata menemukan korban di tengah hutan wisata Tinjomoyo. Mulut jenazah disumpal celana dalam, leher dijerat bra, tangan diikat kuncir rambut, dan korban tidak memakai celana. Ada bercak darah diduga darah menstruasi karena ditemukan juga pembalut.
Dari hasil autopsi, meski terdapat luka pukul di tengkuk hingga menyebabkan pendarahan otak, korban tewas karena mulut yang disumpal celana dalam sehingga korban gagal nafas.
"Penyebab meninggal dunia diduga saat dalam keadaan kritis mulut disumpal kain sehingga gagal nafas sebabkan kematian korban," kata Spesialis Forensik dan Medicolegal RSUP Dr. Kariadi Semarang, dr. Gatot Suharto.
(alg/jor)