Arek-arek Suroboyo dengan gagah berani melawan kedatangan pasukan sekutu meski hanya bersenjatakan bambu runcing. Pasukan sekutu yang tiba di Surabaya setelah tentara Jepang angkat kaki pun dibuat kewalahan menghadapi keberanian arek-arek Suroboyo.
"Yang tidak ikut berjuang segera tinggalkan Kota Surabaya, kota ini akan kita bumi hanguskan agar tidak dikuasai penjajah," teriak seorang pejuang sembari mengangkat bambu runcingnya.
Tak ketinggalan, kaum perempuan juga ikut berbaur dengan para pemuda. Bahkan mereka juga ikut menenteng bambu runcing dan berada digaris depan untuk mempertahankan kota kesayangannya.
Perjuangan dan pengorbanan arek-arek Suroboyo itu tidak sia-sia. Sekutu berhasil diusir, dan senjata maupun kendaraan perangnya dilucuti.
Itulah drama kolosal dalam rangka memperingati Hari Pahlawan di Kota Surabaya. Drama kolosal bertema 'Surabaya Membara' yang disutradarai Maiumura itu melibatkan 1200 pemain.
Ribuan warga Surabaya juga memenuhi area timur Tugu Pahlawan untuk menyaksikan drama yang sudah digelar untuk ketigakalinya itu. Kali ini, sejumlah panser milik Kodam V Brawijaya dilibatkan untuk dijadikan sebagai kendaraan perang milik Inggris.
"Kita ingin selalu membangkitkan semangat nasionalisme Arek-arek Suroboyo. Semangat ini sangat penting dan harus dikobarkan terus menerus. NKRI harga mati," kata Produser 'Surabaya Membara', Taufik Monyong kepada wartawan usai drama kolosal.
(gik/gik)