.webp)
Kedatangan anak bungsu dari empat bersaudara ini langsung disambut hujan tangis orang tua dan para kerabat. Sebelumnya pihak keluarga korban sudah menunggu kedatangan jenasah korban selama sepuluh hari sejak dikabarkan meninggal pada Kamis (29/10/2014) lalu.
Usai disalati, jenasah pasangan Harjo Suyut dan Katinem itu langsung dimakamkan di pemakaman umum desa setempat Sabtu. Menurut Sujoko, petugas perwakilan PJTKI Indo Sejahtera Madiun yang memberangkatkan korban, musibah yang menimpa korban terjadi akibat kesalahan teknis.
Baja cair yang mestinya dimasukkan ke mesin pendingin ketika sudah dingin, ternyata oleh korban dimasukkan ketika baja masih dalam kondisi panas.
"Itu kesalahan teknis. Seharusnya baja tersebut dimasukkan ke mesin kalau sudah dingin. Tapi saat itu korban memasukkan cairan baja masih panas, sehingga terjadi peristiwa itu," ujar Sujoko pada detik.com, Sabtu (8/11/2014).
Pihak keluarga sendiri sudah menerima musibah yang menimpa anaknya. "Kami menerima musibah ini. Untuk hak-hak korban saat ini masih diurus di Taiwan dan dalam minggu ini insha Allah selesai,” kata Muhammad Amin, paman korban.
Sugeng sendiri berangkat ke Taiwan menjadi TKI pada tahun 2013 lalu. Di negara yang beribu kota Taipei itu, Sugeng bekerja sebagai operator di pabrik peleburan baja. Korban menjalani masa kontrak selama 3 tahun. Namun ketika masa kontrak kerja baru berjalan satu setengah tahun, terjadi peristiswa tragis hingga mengakibatkan Sugeng tewas.
Sugeng tewas Kamis (29/10/2014) akibat luka bakar 95 persen di tubuhnya dan sempat menjalani perawatan di rumah sakit Taiwan selama sebulan.
(iwd/iwd)
