"Saya tidak terima anak saya dikasari oleh gurunya sendiri," ujar Agus kepada wartawan usai melakukan pelaporan, Kamis (6/11/2014).
Pelaporan kepada polisi, kata Agus, dilakukannya karena pihak sekolah yang ada di kawasan Surabaya utara itu seakan tak peduli dengan peristiwa yang menimpa anaknya. Pihak sekolah dan yayasan, ujar Agus, dinilainya tidak mempunyai etika baik menghadapi kasus tersebut.
"Saya sangat menyesal dengan sikap pihak sekolah dan yayasan. Bahkan pihak sekolah membela guru tersebut," lanjut pria 35 tahun itu.
Kepada wartawan AES mengaku memang mendapat perlakuan kasar dari guru IPA nya
tersebut. Penganiayaan itu terjadi pada Rabu (5/11/2014) kemarin di laboratorium sekolah. AES saat itu sedang melakukan penelitian bawang merah dan putih menggunakan mikroskop.
"Saat saya menempelkan mata ke mikroskop, tanpa tahu sebabnya kepala saya tiba-tiba dipukul pak Bambang. Mata saya membentur mikroskop dan mengeluarkan darah," ujar AES.
Kasubbag Humas Polres Pelabuhan Tanjung Perak AKP Lily Djafar membenarkan adanya laporan tersebut. "Kami sudah menerima laporan itu dan kini kami masih melakukan penyelidikan termasuk memanggil saksi yang diperlukan," ujar Lily.
(iwd/iwd)