Tahanan Tewas Diduga Dianiaya Polisi, Tim Gabungan Polda Jatim Periksa 17 Orang

Tahanan Tewas Diduga Dianiaya Polisi, Tim Gabungan Polda Jatim Periksa 17 Orang

- detikNews
Kamis, 06 Nov 2014 08:10 WIB
Warga blokir jalan/File detikcom
Surabaya - Tim gabungan Polda Jatim yang terdiri dari Propam, Reskrimum hingga kedokteran RS Bhayangkara, turun tangan menangani kasus tewasnya Muhammad Imran Zaeudin, warga Kebun Agung yang diduga tewas dianiaya anggota Polsek Sukodono.

Sebanyak 17 orang sudah dimintai keterangan yakni 11 anggota yang melakukan pengamanan hiburan orkes melayu di desa setempat. Sedangkan 6 orang lainnya adalah masyarakat.

"Sudah kita periksa, tapi hasilnya belum saya cek," kata Kabid Humas Polda Jatim Kombes Pol Awi Setiyono, Kamis (6/11/2014).

Awi menerangkan, pihaknya masih mengumpulkan keterangan. Seperti 11 anggota polisi diperiksa. Namun bukan terkait apakah anggota terlibat dugaan kasus tersebut, melainkan satu per satu diperiksa terkait pengamanannya (hiburan orkes melayu). Serta informasi dari masyarakat sekitar.

"Sambil menunggu hasil PA (Patalogi anatomi) dari ahlinya hingga menghasilkan autopsi, biar tahu penyebab kematiannya dari apa, biar tahu benang merahnya," ujar mantan Wadirlantas Polda Jatim ini.

"Kalau sudah tahu penyebab kematiannya kan bisa gampang proses selanjutnya. Keterangan dari saksi itu belum cukup kuat. Minimal ada 2 alat bukti baru bisa dibilang ada perbuatan pidana," tandasnya.

Mapolsek Sukodono Sidoarjo, digeruduk ratusan warga Kebun Agung. Kedatangan warga mempertanyakan kematian seorang warga bernama Muhammad Imran Zaeudin (28), yang diduga dianiaya oknum polisi Polsek Sukodono, Sabtu (1/11).

Dari informasi yang dihimpun, sebelum tewas, korban bersama istrinya tengah melihat hiburan orkes melayu di desa setempat, Jumat (31/10) malam. Namun, tiba-tiba istri korban dilempar batu oleh orang yang tidak dikenal dan mengakibatkan luka di bagian kening sebelah kanan. Karena istrinya terluka kena lemparan batu, korban mengamuk ke panitia pelaksana.

Melihat ada kegaduhan, polisi berpakaian preman yang akan mengamankan korban, malah menjadi sasaran kemarahan Imran. Kemarahan Imran reda setelah dia ditangkap beberapa petugas dan diamankan ke Mapolsek Sukodono.

(roi/fat)
Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.