Aksi mereka menjadi tontonan bagi masyarakat sekitar yang hadir. Itulah ritual yang dilakukan oleh masyarakat Desa Alas Malang, Kecamatan Singojuruh, Banyuwangi. Mereka melakukan ritual yang dinamakan Kebo-keboan, Minggu (2/11/2014).
Tradisi ini digelar sebagai wujud syukur pada tuhan atas melimpahnya hasil bumi ini warga berebut benih padi pembawa berkah.
Berikutnya, bibit tanaman padi yang sudah diberi doa disebar. Ratusan warga pun beramai-ramai merebut bibit padi yang diyakini membawa berkah tersebut. Melihat bibit padinya diambil, manusia kerbau yang sudah dirasuki roh siluman kerbau tersebut langsung mengejar dan menangkap warga karena tak rela bibit tanamanya di ambil warga.
Meski harus berkubang lumpur, ratusan warga, laki laki, wanita, baik tua maupun muda rela berebut bibit padi ini karena diyakini mampu membawa berkah.
"Ini buat bibit lagi, dicampur dengan bibit yang di rumah, biar nanti padinya gak kena hama dan bisa panen banyak," ujar Suryati (38), warga Alas Malang mengungkapkan keyakinannya.
Sebelum ke sawah, puluhan kebo jadi-jadian diarak warga keliling kampung. Sepanjang jalan, peserta bertingkah seperti kerbau. Situasinya makin seru tatkala manusia kerbau menerobos barisan penonton.
Bagi penonton yang berhasil ditangkap, tangan dan wajah mereka pun di olesi cairan hitam oleh peserta. Uniknya, meski wajah belepotan penuh warna hitam, tak sedikitpun penonton marah. Mereka justru senang karena telah turut meramaikan acara ini.
"Gak boleh marah, ini asyiknya tradisi ini," kata Mita (23) gadis desa setempat sambil membersihkan noda hitam di wajahnya.
Belakangan. Oleh pemerintah daerah setempat, tradisi ini dimasukkan ke dalam kalender wisata budaya.
"Dengan begini saya berharap tradisi lokal bisa hidup dan bisa menjadi sendi pembangunan ekonomi masyarakat. Dan benar, dengan tradisi ini kita melihat warga juga bisa mendapat pendapatan tambahan dengan berjualan makanan sampai menjadi tukang parkir," kata Bupati Banyuwangi, Abdullah Azwar Anas, yang juga menghadiri tradisi kebo-keboan ini.
(bdh/bdh)