Dengan membawa poster berisi penolakan, ratusan warga menutup pintu masuk area tanah yang telah diuruk. Salah seorang warga Desa Grogol yang juga korlap aksi, Sumantri (35) mengaku jika lokasi yang diuruk sangat dekat dengan pemukiman warga dan sangat mengganggu. Sumantri menyatakan, warga menolak lokasi pengurukan.
"Di samping debu tanah urukan, kami juga merasa terganggu dengan aktivitas pengurukan yang akan didirikan pabrik," kata Sumantri kepada wartawan di lokasi, Kamis (16/10/2014).
Selama ini, kata Sumantri, warga tidak tahu jika lokasi yang kini sedang diurug akan digunakan untuk pabrik. Warga tahu jika tanah itu langsung diuruk dengan tanah gamping. Lokasi pengurukan sendiri sangat dekat dengan pemukiman warga dan warga tidak diberi tahu apa-apa soal tanah seluas 3 hektar tersebut.
"Kalau musim penghujan jelas tanahnya akan bikin masalah, lah wong musim kemarau saja debunya luar biasa dan warga yang dirugikan, apalagi tidak ada izin dari warga," ungkapnya.
Warga juga menghentikan keluar masuknya truk pengurug ke dalam lokasi pembangunan. Sementara polisi mengamankan jalannya aksi warga. Sementara, pengelola pembangunan pabrik hingga kini juga belum menemui warga.
(fat/fat)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini